HEADLINE

Listrik Padam, Operator Telekomunikasi Merugi Rp 100 M

"Sehingga jika pemadaman listrik oleh PLN kemarin selama sembilan hingga 12 jam, berarti kerugian perusahaan operator tersebut sekitar Rp 100 miliar."

Dian Kurniati

Listrik Padam, Operator Telekomunikasi Merugi Rp 100 M
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. (Foto: ANTARA)

KBR, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memperkirakan, operator telekomunikasi terpaksa menanggung rugi Rp 100 miliar karena pemadaman listrik yang terjadi di DKI Jakarta, serta sebagian Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Banten, selama berjam-jam, kemarin. 

Rudiantara mengatakan, kerugian tersebut berasal dari sekitar seperempat jumlah Base Transceiver Station (BTS) yang tidak berfungsi. Menurut Rudiantara, BTS tersebut tidak memiliki genset, sehingga hanya mengandalkan aliran listrik dari PLN untuk beroperasi.

"Pasti mati. Karena kalau di sentralnya itu enggak ada masalah, karena mereka kan punya genset. Kemudian di hub-nya juga dilengkapi dengan genset. Yang bermasalah itu di BTS, di ujung-ujung. Tapi kalau BTS di gedung-gedung, di mal, enggak mati. Makanya kemarin banyak yang ke mal kan. Karena mereka dilengkapi UPS, yang kalau PLN mati UPS itu hanya bertahan tiga sampai empat jam. Setelah itu mati. Itu ada 25 persen kurang lebih," kata Rudiantara di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/8/2019).

Menkominfo mengatakan, pendapatan operator telekomunikasi mencapai Rp 60 triliun hingga Rp 70 triliun per tahun. Jika seperempat BTS tak berfungsi, berarti kerugian hariannya sekitar Rp 15 triliun. Sehingga jika pemadaman listrik oleh PLN kemarin selama sembilan hingga 12 jam, berarti kerugian perusahaan operator tersebut sekitar Rp 100 miliar.

Saat ini, kata Rudiantara, terdapat 137 ribu BTS di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), yang sekitar 6 ribu diantaranya tidak berfungsi saat pemadaman listrik. Sedangkan di Jawa Barat, ada 700 BTS yang tak bisa beroperasi.

Dari pemilik BTS tersebut, Operator Telekomunikasi Telkomsel menjadi yang terbanyak merugi, karena frekuensi penggunanya paling besar.

Editor: Fadli Gaper  

  • Listrik padam
  • Operator Telekomunikasi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!