BERITA

Jokowi: Tata Kelola Risiko PLN Buruk

"Pemadaman listrik sangat merugikan dan membahayakan masyarakat sebagai konsumen, karena mengganggu sistem transportasi publik seperti Kereta Rel Listrik (KRL) dan kereta Moda Raya Terpadu (MRT)."

Dian Kurniati

Jokowi: Tata Kelola Risiko PLN Buruk
Petugas PLN memperbaiki gardu listrik saat pemadaman listrik serentak. (Foto: Antara/Adeng Bustomi)

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo menilai tata kelola risiko di PT PLN (Persero), karena direksinya yang tidak sanggup mengantisipasi risiko pemadaman listrik skala besar.

Menurut Jokowi, pemadaman listrik sangat merugikan dan membahayakan masyarakat sebagai konsumen, karena mengganggu sistem transportasi publik seperti Kereta Rel Listrik (KRL) dan kereta Moda Raya Terpadu (MRT).


"Pertanyaan saya, Bapak Ibu semuanya kan orang pintar-pintar, apalagi urusan listrik dan sudah bertahun tahun. Apakah tidak dihitung, apakah tidak dikalkukasi, kalau akan ada kejadian-kejadian ini. Sehingga kita tahu sebelumnya. Kok tahu-tahu drop. Artinya, pekerjaan yang ada tidak dihitung, tidak dikalkulasi. Dan itu betul-betul merugikan kita semuanya," kata Jokowi di kantor PLN, Senin (05/08/2019).


Minggu kemarin terjadi pemadaman listrik di Jakarta, sebagian Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Banten, selama lebih dari 6 jam, mulai pukul 11.48 WIB.


Presiden Jokowi mengatakan, pemadaman listrik dalam waktu lama dan luas di Jakarta terakhir kali terjadi 17 tahun yang lalu.


Ia melanjutkan, PT PLN seharusnya bisa belajar dari pengalaman dan memastikan pemadalaman listrik itu tak terulang.


Selain itu, orang nomor satu di Indonesia itu beranggapan direksi PT PLN tidak becus mengantisipasi dan menangani pemadaman listrik secara cepat.


Seharusnya, kata Jokowi, manajemen perusahaan sebesar PLN harus memiliki rencana cadangan untuk mengatasi pemadaman listrik. Apalagi, kerugian akibat pemadaman listrik tersebut harus ditanggung oleh jutaan pelanggan selama sekitar sembilan jam.


Sementara itu, Pelaksana tugas Direktur Utama PT PLN (Persero), Sripeni Inten Cahyani mengaku lalai, hingga terjadi kerusakan di dua sirkuit sistem kelistrikan bagian utara, yakni di Ungaran dan Pemalang.


Sripeni berjanji memperbaiki teknologi sistem kelistrikan PLN, agar pemadaman besar-besaran tak terulang.

"Kami memiliki ketentuan, Bapak. Ini yang tidak kami antisipasi adalah terjadinya gangguan dua sirkuit sekaligus. Memang ini yang secara teknologi nanti akan kami investigasi lebih lanjut, Bapak. Berkaitan dengan gangguan di satu tempat tersebut, mudah-mudahan inilah yang dari sisi keteknisan menjadi improvement ke depan," kata Sripeni di kantornya, Senin (08/05/2019).

Ia menjelaskan secara rinci dan teknis penyebab pemadaman listrik kemarin.


Secara umum, Sripeni menjelaskan terjadi kerusakan pada dua sirkuit utara sistem kelistrikan PLN. Sedangkan, salah satu sirkuit selatan sedangkan dalam perawatan.

Satu sirkuit bagian selatan itu tak sanggup menahan seluruh beban listrik di area Jawa. Pemulihannya memerlukan waktu lebih dari sembilan jam.

Sripeni juga menjanjikan layanan listrik PLN segera pulih, dan pemadaman listrik besar-besaran tak terulang.  

Editor: Kurniati Syahdan

  • Blackout
  • Pemadaman Listrik
  • PT PLN
  • Presiden Jokowi
  • MRT
  • KRL

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!