BERITA

Istana Minta Polisi Tangkap Pelaku Rasisme pada Mahasiswa Papua

""Ormas siapa pun yang menganggu, provokatornya harus ditangkap.""

Istana Minta Polisi Tangkap Pelaku Rasisme pada Mahasiswa Papua
Kondisi gedung DPRD Papua Barat yang terbakar pascakerusuhan di Manokwari, Papua Barat, Senin (19/02/2019). (Foto: Antara)

KBR, Jakarta- Istana Kepresidenan mendesak kepolisian segera menangkap pelaku persekusi, penghina, dan yang bersikap rasis pada mahasiswa di Surabaya, Jawa Timur. Staf khusus presiden untuk Papua, Lenis Kogoya, mengatakan, semua orang yang terlibat dalam peristiwa tersebut harus diperiksa, baik yang berasal dari organisasi masyarakat maupun aparat.

Lenis juga meyakini ada provokator di balik peristiwa rasisme yang dialami mahasiswa Papua tersebut.

"Ormas siapa pun yang menganggu, provokatornya harus ditangkap. Siapa pun dia. Yang kejadian kemarin, siapa pun yang melakukan bahasa apapun, Kapolri harus diperiksa dong. Jangan dibiarkan seperti itu. Kami ingin tahu oknum ini siapa, dan siapa di belakang itu. Nanti kalau dibiarkan, ke depan akan terjadi hal yang sama. Kalau kita susah urus, nanti ke depan kejadian lagi," kata Lenis di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (20/08/2019).


Lenis mengatakan, penangkapan pelaku dan dalang peristiwa rasisme tersebut akan mencegah kejadian serupa   terulang. Menurut Lenis, negara akan memastikan semua mahasiswa, termasuk yang berasal dari Papua, bisa belajar dengan aman tanpa merasa terancam akibat perbuatan rasisme.


Lenis meminta polisi fokus pada obyek persoalannya, yakni menangkap pelaku beserta dalangnya. Adapun soal penyebar hoaks di media sosial mengenai peristiwa tersebut, kata Lenis, bisa menyusul diperiksa setelah pelaku dan dalangnya tertangkap. 


Editor: Rony Sitanggang

  • Papua Barat
  • rusuh
  • rasisme

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!