HEADLINE

Syafruddin Dilantik jadi Menpan RB, Tito Cari Pengganti Wakapolri

Syafruddin Dilantik jadi Menpan RB, Tito Cari Pengganti Wakapolri

KBR, Jakarta- Kapolri Tito Karnavian akan berkonsultasi dengan Presiden Joko Widodo soal sosok pengganti Syafruddin sebagai Wakapolri. Dia mengaku belum bisa memastikan kapan Wakapolri yang baru akan dipilih.

"Karena memang mekanismenya begitu. Itu hak prerogatif presiden, setelah menyampaikan dan atas persetujuan Pak Presiden soal jabatan Wakapolri," kata Tito di Istana Negara, Rabu(15/8).


Nama Kapolda DKI Jakarta Idham Azis disebut menjadi calon kuat pengganti Syafruddin. Namun, Tito menampik kabar tersebut. Dia mengaku sejauh ini belum ada nama yang disiapkan untuk menggantikan Syafruddin.


Idham  saat ini berpangkat Irjen, jenderal bintang dua. Sebelum menjadi Kapolda, dia pernah mengisi jabatan Direktur Tindak Pidana Korupsi Polri tahun 2013-2014, dan Kadivpropam Polri tahun 2016.


Sebelumnya Wakapolri Komjen (Pol) Syafruddin dilantik Presiden sebagai Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (PAN RB)  di Istana Negara, menggantikan Asman Abnur yang mengundurkan diri dari Kabinet Kerja. Hal itu membuat Kapolri, Jenderal (Pol) Tito Karnavian akan segera menunjuk pengganti Syafruddin.


"Ya benar, bahwa pelantikan Komjen Syafruddin sebagai menteri pemberdayaan aparatur negara reformasi birokrasi (PAN RB) telah dilakukan," kata Karopenmas Divisi Humas Polri   M Iqbal di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (15/8/2018).


Iqbal menjelaskan, Komjen (Pol) Syafruddin telah mengajukan surat Pengunduran diri dan telah disetujui oleh kapolri, kemudian kapolri telah mengirimkan  surat pengunduran diri Wakapolri ke istana kemarin (14/8). 


"Bersyukur dan selamat, polri bangga salah satu putra terbaik bhayangkara polri dipilih untuk menjadi seorang Menteri di kabinet presiden Jokowi. Mekanisme sudah dilakukan kemarin pak Wakapolri pada waktu itu sudah melayangkan pengunduran diri selaku anggota polri, otomatis juga jabatan sudah tidak melekat lagi," Pungkas Iqbal.

 

Iqbal menambahkan, hingga kini belum ada keputusan dari pimpinan terkait posisi Wakapolri yang lowong usai ditinggal pensiun dini Komjen (Pol) Syafruddin, karena jabatan Wakapolri murni hak prerogatif Kapolri dan Iqbal memprediksi tidak akan lama lagi kapolri akan segera menunjuk Wakapolri yang baru.


"Sudah tidak lagi jadi pengunduran diri bahasanya adalah pensiun dini walaupun usia pensiun beliau masih tersisa hingga bulan mei 2019," Ucap Iqbal.


Perihal beredar kabar Kapolda Metro Jaya, Irjen (Pol)  Idham Aziz yang akan mengisi jabatan Wakapolri, Iqbal mengatakan belum ada keputusan dari pimpinan karena jabatan Wakapolri merupakan hak penuh Kapolri.


"Silahkan saja ada yang berasumsi menerka dan lain-lain, tetapi definitif saya kan selaku juru bicara polri mengatakan kita belum tahu siapa Wakapolrinya dan kita serahkan kepada Kapolri yang memiliki hak prerogatif," tutur Iqbal.


Seusai dilantik, Menpan-RB yang baru, Syafruddin, berjanji akan melanjutkan pekerjaan rumah Asman. Khususnya, terkait pembukaan CPNS 2018.


"Segera kita akan selesaikan. Sisa satu tahun lebih sedikit. Kita selesaikan sesuai program yang sudah dilaksanakan. Pak Asman itu kinerjanya bagus kemudian program-program sudah berjalan baik, diapresiasi kementerian/lembaga," kata Syafruddin  di Istana Negara, Rabu (15/8).


Ini merupakan keputusan perombakan kabinet keempat di era kepemimpinan Jokowi. Syafruddin juga sudah mundur dari kepolisian. Soal penggantinya sebagai Wakapolri, Syafruddin mengatakan sudah menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada Kapolri Tito Karnavian.


"Sudah, saya serahkan ke Kapolri tadi malam. Saya sudah menyerahkan tugas dan tanggungjawab sebagai anggota Polri, saya sudah dilantik jadi sipil."


Editor: Rony Sitanggang

 

  • Menpan RB Syafruddin
  • Kapolri Tito Karnavian
  • Presiden Joko Widodo
  • capres jokowi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!