HEADLINE

Gempa 6 SR di Bali, Sejumlah Tempat Ibadah dan Fasilitas Umum Rusak

Gempa 6 SR di Bali,  Sejumlah Tempat Ibadah dan Fasilitas Umum Rusak

KBR, Banyuwangi- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Jawa Timur, mendata  ada sejumlah tempat ibadah dan fasilitas umum di daerahnya rusak, akibat getaran gempa 6,0 SR di Nusa Dua Bali. Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Banyuwangi Eka Muharram mengatakan,  fasilitas umum  tersebut di antaranya  2   masjid,   1 mushollah, kantor Balai Penyuluhan KB Kecamatan Gambiran, dan  Pos Limnas Kecamatan  Pesanggaran. 

Menurut dia,  tempat ibadah dan fasilitas umum ini kondisinya ada yang rusak parah dan ringan. Kerugian yang ditimbulkan diperkirkan mencapai puluhan juta rupiah.

Kata Eka, selain merusak tempat ibadah dan fasilitas umum, 1 orang yang diketahui bernama Painem warga Desa Wonosobo Banyuwangi dilarikan ke Puskesmas terdekat karena mengalami luka-luka akibat tertima reruntuhan rumah. Selain itu, belasan rumah warga  juga  rusak akibat getaran gempa, namun  mayoritas  rusak ringan. Seperti retak- retak pada dinding rumah, dan atap rumah yang runtuh akibat diguncang gempa.

“Akibat getaran yang cukup tinggi ada beberapa kerusakan. Kami sudah mendapatkan update laporan terutama dampaknya ada di wilayah selatan Banyuwangi. Mulai dari Tegaldelomi ada  masjid yang retak, ada atapnya yang roboh. Teras masjid yaitu masjid Nurul Iman Dusun Rajegwesi itu terasnya belum ambruk tapi sudah mau ambruk,” kata Eka Muharram,  Selasa (16/7/2019).

Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Banyuwangi Eka Muharram menambahkan, hingga saat ini, BPBD terus menginventarisir kerusakan akibat gempa bumi berkekuatan 6,0 SR tersebut. Tim reaksi cepat bersama relawan diturunkan untuk mendata kerusakan yang ditimbulkan.

Penyebab Gempa

Gempa bumi tektonik dengan magnitudo 6,0 yang mengguncang Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, pada Selasa (16/7) pukul 07.18 WIB disebabkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia.   Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono  mengatakan gempa  terjadi karena deformasi batuan.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis naik mendatar (oblique thrust fault)," kata  Rahmat Triyono dalam keterangan tertulis yang diterima Antara  di Jakarta, Selasa (16/7).

Setelah dilakukan pemutakhiran data kekuatan gempa menjadi magnitudo 5,8. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 9,08 LS dan 114,55 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 80 km arah selatan Kota Negara, Kabupaten Jembrana, Propinsi Bali pada kedalaman 104 km.

Gempa bumi berkedalaman menengah tersebut menurut hasil pemodelan BMKG tidak berpotensi tsunami.

Guncangan gempa dilaporkan dirasakan di daerah Badung V MMI, Nusa Dua IV-V MMI, Denpasar, Mataram, Lombok Tengah, Lombok Barat IV MMI, Banyuwangi, Karangkates, Sumbawa, Lombok Timur, Lombok Utara III MMI, jember, lumajang II- III MMI.

Hingga pukul 07.50 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Masyarakat juga diimbau untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum warga kembali ke dalam rumah.


Editor: Rony Sitanggang

  • gempa bumi
  • alat pelacak korban gempa

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!