BERITA

Mendes Klaim Pencegahan Covid-19 di Desa Lebih Efektif

Mendes Klaim Pencegahan Covid-19 di Desa Lebih Efektif
Warga demo tuntut pemberlakuan normal baru di Desa Kedak, Kediri, Jatim, Senin (8/6). (Antara/Prasetia)

KBR, Jakarta- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengklaim pencegahan Covid-19 di desa tergolong baik dan efektif. Itu dikarenakan semua orang yang masuk kategori orang dalam pemantauan (ODP) diwajibkan menjalani isolasi di desa atau isolasi mandiri. ODP di desa biasanya berasal dari orang yang baru tiba dari luar kota.

Ia memaparkan, data terbaru menunjukan pasien positif Covid-19 di desa hanya berkisar 600-an, jauh lebih rendah dari skala nasional yang menembus 32 ribu.

"Bahwa pencegahan di tingkat desa, itu relatif jauh lebih efektif dibanding dengan skala nasional. Misalnya penanganan ODP di desa, 186.219. Sementara penanganan ODP di tingkat nasional itu 38.791. Ini kan pencegahan. Tapi ketika sudah bicara penanganan, desa memang posisinya jauh di bawah nasional. Ini karena memang sejak awal kita sampaikan agar PDP segera diselesaikan di tingkat yang lebih atas," kata Abdul Halim Iskandar dalam konferensi pers daring, Selasa (9/6/2020).

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menambahkan, efektifnya pencegahan itu juga berkat adanya gerakan Desa Tanggap Covid-19. Alokasi dana desa untuk penanganan Covid-19 di desa sudah mencapai Rp2,8 triliun.

Berita Terkait:

    <li><a href="https://kbr.id/berita/internasional/04-2020/jika_covid_19_menyebar_ke_desa__pasokan_pangan_bisa_terganggu/102809.html">Jika Covid-19 Menyebar ke Desa, Pasokan Pangan Bisa Terganggu</a></li>
    
    <li><a href="https://kbr.id/nasional/04-2020/banyak_orang_mudik__covid_19_mungkin_sudah_masuk_kampung/102814.html">Banyak Orang Mudik, Covid-19 Mungkin Sudah Masuk Kampung<span id="pastemarkerend">&nbsp;</span></a></li></ul>
    

    Lebih lanjut, kementeriannya saat ini juga tengah menyiapkan tatanan kenormalan baru untuk tingkat desa. Kata dia, semua desa baik yang terdampak Covid-19 maupun tidak akan menerapkan tatanan kenormalan baru.

    "Kenapa kita berpikiran seperti itu? Karena new normal kita pahami bukan sekadar tatanan kehidupan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19, tetapi adalah perubahan di desa. Dimulai dari perubahan sikap, perubahan perilaku, dan akhirnya akan menjadi perubahan budaya," tambahnya. 


    Editor: Rony Sitanggang

  • dana desa
  • COVID-19
  • desa

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!