BERITA

Gula Langka, Bulog Sebut Impor Baru Datang

Gula Langka, Bulog Sebut Impor Baru Datang

KBR, Jakarta-  Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Tri Wahyudi mengatakan,  baru menerima gula impor beberapa hari lalu. Sebelumnya distribusi bulog hanya mengandalkan stok yang tersisa.

Tri mengatakan, saat ini Bulog tengah mendata dan mendistribusikan gula impor yang baru datang. Dia berharap dengan adanya impor gula ini harga dipasaran bisa kembali stabil.

“Bulog itu hanya mendapatkan alokasi impor 50 ribu ton, itupun kami baru dapat izinnya tanggal 7 April. Tiga  hari lalu sudah datang kapalnya sudah ada di Tanjung Priok itu sudah bongkar. Sekitar 21.800 langsung kami distribusikan ke seluruh provinsi kabupaten, kota seluruh Indonesia termasuk Jakarta. Kemudian tanggal 5 itu sudah masuk bersandar kapalnya di pelabuhan Tanjung Priok, ini sedang didistribusikan ke seluruh Indonesia mudah-mudahan dengan masuknya gula ini bisa menekan harga,” ujar Tri, saat dihubungi KBR, Kamis (07/05/2020).

Menurut Tri, penerimaan impor gula oleh Bulog masih terbilang kecil lantaran impor tersebut tidak hanya untuk konsumsi masyarakat namun juga untuk kebutuhan industri.

“Itukan jumlahnya kecil kan banyak juga industri-industri swasta yang punya tanggungjawab juga, dia dapat alokasi impor. Nah itu sedang didiskusikan oleh swasta juga. Kecuali, semuanya diserap Bulog satu pintu ya kami punya banyak, ini kami hanya punya sedikit.” ujar Tri.

Sebelum impor masuk pada 5 Mei lalu, menurut Tri Bulog hanya memiliki stok sebanyak 10-15 ribu ton gula,  sebagian besar telah didistribusikan ke semua provinsi. Distribusi juga menurut Tri bekerja sama dengan swasta, sehingga dalam impor kali ini jumlah yang didapat dibagi dengan kebutuhan industri.

Keluhan Pedagang

Pedagang sembako mengeluhkan harga gula yang semakin   naik dan kerap terkendala kelangkaan produk. Pedagang di Pasar Bidadari Jakarta, Silvi mengatakan, kenaikan harga terjadi pada semua jenis gula, baik curah maupun gula kemasan produsen ternama. 

Ia menjelaskan, sampai saat ini belum ada tanda-tanda penurunan harga. Ia justru diperingatkan oleh pihak agen gula terkait kenaikan harga masih akan terjadi mengingat kendala distribusi selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Kalau itu naik banget ya bu, naiknya jauh dari harga pasaran seperti biasanya. Kalau dulu masih sebelum ada kenaikan dan belum ada wabah seperti ini, perkarung cuma Rp550 ribu, Rp560 ribu itu perkarung ya yang 50kg paling harga jual Rp13 ribu paling mentok ya Rp12 ribu - Rp13 ribu. Kalau sekarang, sudah sekitaran Rp700 ribuan, Rp800 ribu lebih untuk sekarang," ucap Silvi saat dihubungi KBR, Kamis, (7/5/2020).

Pedagang sembako Silvi menambahkan, karena harga gula dari agen maupun sales produsen gula ternama ada kenaikan, maka ia terpaksa menaikan harga jual gula perkilogramnya  menjadi Rp19.000.

Editor: Rony Sitanggang

  • COVID-19
  • pangan
  • krisis pangan
  • pertanian

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!