BERITA

Imbas Covid-19, Warga Miskin Diprediksi Bertambah Jutaan Orang

""Kalau kita melihat, bahkan jauh lebih berat dari apa yang disampaikan pemerintah. Skenario beratnya ya (tambahan warga miskin) di atas 5 juta orang," kata INDEF."

Resky Novianto, Astri Septiani, Adi Ahdiat

Imbas Covid-19, Warga Miskin Diprediksi Bertambah Jutaan Orang
Jajaran toko yang tutup akibat penerapan PSBB di Bekasi, Jawa Barat, Minggu (19/4/2020). (Foto: ANTARA)

KBR, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai September 2019 ada sekitar 24,79 juta warga miskin di Indonesia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati lantas memprediksi angka itu akan bertambah akibat pandemi Covid-19.

"Ini (pandemi Covid-19) pasti akan berpengaruh ke dampak sosial dan pembangunan kita. Angka kemiskinan kita mungkin akan meningkat, dalam skenario berat bisa naik menjadi tambahan 1,1 juta orang," kata Sri Mulyani dalam konferensi daring, Selasa (28/4/2020). 

"Atau dalam skenario lebih berat, kita akan menghadapi kemungkinan tambahan kemiskinan 3,78 juta orang," tambahnya.

Sri Mulyani menyebut naiknya angka kemiskinan juga dipengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksi merosot dari 5,3 persen menjadi 2,3 persen.

"Bahkan di situasi sangat berat (pertumbuhan ekonomi) mungkin juga akan menurun sampai negative growth," ujar Sri.


INDEF: Angka Kemiskinan Lebih Besar dari Perkiraan Pemerintah

Di kesempatan terpisah, Lembaga Kajian Ekonomi Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) memandang jumlah warga miskin di Indonesia akan lebih besar dari perkiraan pemerintah.

"Saya kira jauh lebih besar ya. Faktornya tentu saja karena penurunan pendapatan masyarakat, tercermin dari pertumbuhan ekonomi," kata Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad kepada KBR, Selasa (28/4/2020).

"Kalau kita ikuti versi terberat yaitu (pertumbuhan ekonomi) di bawah nol, itu besar sekali turunnya, drastis sampai akhir tahun. Kalau kita melihat, bahkan jauh lebih berat dari apa yang disampaikan pemerintah. Skenario beratnya ya (tambahan warga miskin) di atas 5 juta orang," lanjut dia.

Selain masalah penurunan pendapatan, Tauhid menilai kemiskinan juga meluas karena inflasi yang meningkat, tercermin dari naiknya harga kebutuhan pokok seperti bawang putih dan gula.

Ia pun menegaskan saat ini pemerintah harus memprioritaskan dua hal, yaitu memperbanyak tes Covid-19 supaya dampak penyebarannya bisa cepat teratasi dan ekonomi bisa membaik, serta menambah bantuan sosial untuk warga yang kehilangan pendapatan.

Ia mengingatkan, pemerintah harus memberi perhatian serius untuk masalah ini.

"Kelompok masyarakat miskin kan recovery-nya lama, karena ekonomi harus bangkit dulu, usaha bangkit, industri bangkit, baru ikutan dampaknya bisa kerja, orang miskin paling bawah juga bisa bekerja atau terdampak aktivitas ekonomi. Karena saat ini mereka yang paling menderita," pungkasnya.

Editor: Agus Luqman

  • COVID-19
  • kemiskinan
  • pengangguran
  • phk
  • pangan
  • bantuan sosial
  • krisis ekonomi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!