BERITA

Ekonomi Global Memburuk, Jokowi Siapkan Skenario Khusus

Ekonomi Global Memburuk, Jokowi Siapkan Skenario Khusus

KBR, Jakarta-  Presiden Joko Widodo mengatakan, pemerintah saat ini segera menyiapkan skenario ekonomi, untuk mengharapi resesi dari anjloknya ekonomi global. Jokowi beralasan, perekonomian global saat ini tumbuh negatif ke angka -2,8 persen. 

Kata dia, diperlukan skenario khusus untuk menghadapi masalah ekonomi tersebut.

“Dan berbagai lembaga internasional, baik IMF, Bank Dunia dan lain-lain sudah memprediksi ekonomi global 2020 akan memasuki periode resesi. Itung-itungan terakhir yang saya terima, bisa tumbuh negatif, ekonomi global bisa tumbuh negatif -2,8%, artinya ketarik sampai ke -6%. Oleh sebab itu kita harus menyiapkan diri dengan berbagai skenario,” ujar Jokowi dalam video converence, Selasa (14/04/2020).

Jokowi mengatakan, pemerintah harus mengakui bahwa target pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di 2020 tidak akan tercapai. Kata Jokowi masalah yang saat ini dialami Indonesia, juga dialami oleh negara lain. Dia meminta agar semua kalangan tidak pesimistis  dalam menyelesaikan masalah ekonomi saat ini.

Jokowi mengatakan pemerintah masih akan terus mewaspadai gejolak perekonomian akibat COVID-19 hingga 2021. Penyebabnya masih akan ada potensi dan risiko pergerakan ekonomi yang harus dihadapi untuk menyelesaikan target pemerataan pembangunan.

“Kita harus tetap waspada akan dampak lanjutan dari COVID-19, pada ekonomi di 2021. Betul-betul tolong dihitung dengan cermat, potensi, peluang dan berbagai risiko yang ada, baik domestik maupun global. Saya ingatkan bahwa kita harus tetap fokus pada misi besar kita yaitu reformasi struktural yang harus terus tetap berjalan. Reformasi untuk percepatan dan pemerataan pembangunan. Baik itu berupa reformasi regulasi , reformasi birokrasi, reformasi dalam peningkatan produktivitas, dan juga transformasi ekonomi. Itulah misi besar kita.” Ujar Jokowi.

Pertumbuhan Indonesia

Ekonom Chatib Basri menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar antara 0-2,5 persen sebagai dampak pandemi corona. Hal ini berdasarkan penelitian McKibbin dan Fernando dari Australian National University. Dalam penelitian tersebut mensimulasikan dampak negara-negara terhadap pandemi covid-19, dampak tersebut mulai dari ringan hingga parah. 

Kata beas Menteri Keuangan itu, penelitian  jika Indonesia berdampak sedang maka perekonomian Indonesia hanya akan tumbuh 2,3 persen, sedangkan jika terdampak parah maka hanya diperkirakan tumbuh 0,3 persen.

"Dalam skenario lima, ekonomi Indonesia akan berkurang -2,8 persen dari standar. Artinya jika ekonomi Indonesia pada 2019 tumbuh sekitar 5 persen, nantinya hanya akan bertumbuh sekitar 2,3 persen jika mengikuti skenario lima. Namun, dalam terdampak parah maka ekonomi Indonesia akan turun 4,7 persen. Sehingga dari 5 persen menjadi 0,3 persen. Jadi situasi ini sangat signifikan," kata Chatib Basri dalam diskusi daring, Senin (13/4/2020).

Chatib mengatakan terdampaknya perekonomian Indonesia tak lepas dari hubungannya dengan Tiongkok. Tiongkok sebagai produsen barang-barang penting akan mempengaruhi pasar global jika produksinya terganggu.

"Yang ingin saya katakan adalah Tiongkok merupakan salah satu pemasok terpenting dalam ekonomi global. Jika Tiongkok terdampak maka seluruh rantai pasokan akan terganggu," ujarnya. 

Editor: Rony Sitanggang

 

  • indef
  • Bank Indonesia
  • bank
  • uang
  • pandemi covid-19
  • moneter
  • COVID-19

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!