BERITA

Operasional Dibatasi, Penumpang Bus Trans Menumpuk

Operasional Dibatasi, Penumpang Bus Trans Menumpuk

KBR, Jakarta- Keputusan Pemerintah DKI Jakarta membatasi operasional sejumlah moda transportasi massal di protes oleh masyarakat. Kebijakan ini menyebabkan antrean panjang di sejumlah halte Transjakarta dan stasiun MRT Jakarta. 

Salah satu pengguna bus Transjakarta, Aika Renata mengatakan, penerapan kebijakan ini justru membuat resiko penyebaran virus covid-19 semakin besar. Pasalnya para pengguna Transjakarta harus antre panjang hingga berdempetan di dalam bus. 

"Kalau menumpuk begitu justru resiko tertular semakin besar. Antrean juga panjang. Bahkan banyak penumpang lansia maupun ibu dengan balita yang tidak dapat bangku karena sudah penuh sesak," kata Aika kepada KBR, Senin (16/3/2020). 

Hal yang sama disampaikan pengguna Transjakarta lainnya, Puspa Kartika Sari. Puspa bercerita harus menunggu hingga satu jam sampai akhirnya dia mendapatkan bus. Penumpukan penumpang juga terjadi di halte-halte berikutnya. Akibatnya, ia membutuhkan waktu 30 menit lebih lama dibanding waktu tempuh normal. 

"Terus yang biasanya paling telat-telat empat menit begitu, kan ada monitor TV nya, itu tidak ada yang jurusan gue. Kan kalau depan BPKP itu. Nah tadi itu cuma ada ke Dukuh Atas, oh Tosari, sekarang kan Dukuh Atas jadi Tosari. Dan itu pun hitungannya 20 menit, 25 menit. Tidak seperti biasa. Paling biasanya itu selisih empat menit kalau pagi," kata Puspa.

DPRD Minta Pemrov Evaluasi Kebijakan

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Farazandi Fidinansyah meminta Pemprov segera mengevaluasi kebijakan pembatasan angkutan umum di ibu kota. Kata dia, kebijakan itu justru membuat resiko penularan semakin besar karena ada antrean dan penumpukan penumpang. 

"Kami dari Komisi B sudah mengingatkan, evaluasi jangan terlalu lama. Mungkin ya semoga saja carut-marutnya hanya hari ini, besok sudah dapat formula ataupun satu strategi agar tidak kejadian seperti hari ini," kata dia di Kompleks DPRD DKI

Farazandi Fidinansyah mengaku sudah menghubungi Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin serta direksi Transjakarta maupun MRT. Ia meminta agar kebijakan yang merugikan masyarakat segera dievaluasi ulang. 

Editor: Friska Kalia

 

  • transjakarta
  • MRT
  • social distancing
  • penjarakan sosial
  • COVID-19
  • SARS-CoV-2
  • virus corona

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!