BERITA

Survei Kinerja Jokowi-Ma'ruf: Infrastruktur Berhasil, Tapi Kesejahteraan Kurang

"Mayoritas responden survei juga mengaku tidak tahu atau menolak berkomentar soal kualitas demokrasi Indonesia."

Survei Kinerja Jokowi-Ma'ruf: Infrastruktur Berhasil, Tapi Kesejahteraan Kurang
Ilustrasi: Proyek infrastruktur jalan tol layang baru di Bekasi, Jawa Barat. (Foto: ANTARA)

KBR, Jakarta - Lembaga survei Median merilis laporan survei tentang kandidat potensial Capres 2024 dan persepsi publik mengenai kinerja Jokowi-Ma'ruf pada Senin (24/2/2020).

Menurut survei tersebut, sebanyak 55,4 persen responden merasa puas terhadap kinerja Jokowi-Ma'ruf di 100 hari pertama pemerintahannya.

Di sisi lain ada juga 31,4 persen yang tidak puas, sebanyak 3,9 persen sangat tidak puas, dan 9,2 persen tidak tahu atau menolak menjawab.

"Pemerintah Jokowi-Ma'ruf paling besar dipersepsikan berhasil dalam bidang infrastruktur, namun dipersepsikan kurang dalam bidang ekonomi dan kesejahteraan," tulis Median dalam laporannya.


Artikel TerkaitEkonomi Nasional Tumbuh, Tapi Penganggur Bertambah 50 Ribu Orang


Korupsi Makin Besar, Politik Gaduh

Median juga mengulik pendapat publik tentang kualitas demokrasi di Indonesia. Hasil surveinya adalah:

    <li>Tidak menjawab: 46, 7 persen</li>
    
    <li>Demokrasi Indonesia tidak baik: 28 persen</li>
    
    <li>Demokrasi Indonesia baik: 25,3 persen</li></ul>
    

    Dari kelompok responden yang menganggap demokrasi Indonesia tidak baik, mayoritasnya merasa bahwa korupsi semakin besar dan politik dijalankan secara 'gaduh'.

    Sedangkan dari kelompok responden yang menganggap demokrasi Indonesia baik, sebagian besar merasa bahwa kualitas demokrasi terjaga karena warga masih bisa ikut sistem Pemilu langsung.

    Editor: Agus Luqman

  • 100 hari jokowi-maruf
  • korupsi
  • infrastruktur
  • investasi
  • pertumbuhan ekonomi
  • ekonomi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!