HEADLINE

Indonesia Bantah Tudingan Tak Becus Deteksi Virus Corona

""Ya, menurut saya malah kita bersyukur, jangan dipaksa-paksa. Dan kita sudah teliti dengan benar ya itu kan hanya prediksi saja dengan model Matematika,” ujar Siswanto."

Dwi Reinjani, Valda Kustarini

Indonesia Bantah Tudingan Tak Becus Deteksi Virus Corona
Peneliti dari Professor Nidom Foundation menunjukkan cairan pernafasan kelelawar asal Kepri di Surabaya (10/2) untuk memastikan Virus Corona. (Foto: ANTARA)

KBR, Jakarta - Kepala Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, Siswanto menepis anggapan yang menyebut Indonesia tidak becus mendeteksi Virus Corona tipe baru. 

Ia mengatakan, Indonesia sudah menerapkan sistem pengecekan dan pendeteksian secara teliti. Semua dilaksanakan sesuai dengan standar yang diterapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sebelumnya, beredar anggapan bahwa Virus Corona tipe baru sudah masuk ke Indonesia. Spekulasi itu disampaikan oleh Tim Peneliti dari The Harvard T.H. Chan School of Public Health di Amerika Serikat. Penelitian itu dipublikasikan pada 5 Februari lalu. 

Selain Harvard, bahkan WHO sendiri juga menyatakan khawatir dengan antisipasi Virus Corona di Indonesia. Badan PBB itu bahkan meminta Indonesia melakukan persiapan lebih matang dalam menghadapi wabah Virus Corona tipe baru. Kekhawatiran WHO dipicu karena hingga saat ini di Indonesia tidak ditemukan ada satupun anggota masyarakat yang terjangkit Virus Corona tipe baru.

Kepala Litbang Kemenkes Siswanto bahkan balik menuding, para peneliti Harvard hanya berdasarkan pada hitungan Matematika. Penelitian itu, katanya lagi, menggunakan sistem prediksi yang diambil dari dinamika penyebaran virus. Variabel penghitungannya diambil dari volume international traveler, atau skala banyaknya orang berlalu-lalang ke negara tersebut. Sehingga jika dihitung dari sistem itu, seharusnya di Indonesia sudah terdapat 6 kasus positif terinfeksi Virus Corona. 

“Jadi artinya bahwa kalau dengan modeling itu harusnya ada enam, terus kemudian kita enggak ada. Ya, menurut saya malah kita bersyukur, jangan dipaksa-paksa. Dan kita sudah teliti dengan benar ya itu kan hanya prediksi saja dengan model Matematika,” ujar Siswanto di Kantor Staf Presiden (KSP), Jakarta, Senin (10/2/2020).

Siswanto menjamin, pengecekan orang per orang sudah dilakukan Indonesia untuk mengantisipasi berjangkitnya wabah Virus Corona. Bahkan bukan cuma itu, Tim Kesehatan juga sangat berhati-hati sekali dalam melakukan proses penelitian, termasuk dari mulai aktivitas membawa spesimen cairan dari orang yang diduga memiliki gejala awal terinfeksi Virus Corona, hingga penggunaan alat-alat di Laboratorium Litbang Kemenkes.

Rumah Sakit BUMN Diminta Giatkan R&D

Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta seluruh rumah sakit milik BUMN semakin meningkatkan peran dalam ketahanan kesehatan nasional. 

Erick mengatakan salah satu caranya adalah dengan meningkatkan Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D) soal Virus Corona tipe baru. Mengapa perlu seperti itu? Sebagai langkah antisipasi jika ada penyakit epidemik serupa. Sekaligus merespon besarnya dampak wabah Virus Corona tipe baru yang sudah mewabah ke banyak negara. 

"Apalagi kalau kita lihat Virus Corona ini bukan hanya penyakit epidemik tapi sudah mulai terasa secara ekonomi. Nah karena itu perlu juga kedepan kita perlu mengantisipasi hal-hal seperti ini. Bukan hanya pelayanan secara bisnis tetapi juga mengantisipasi kalau ada penyakit epidemik," kata Erick Thohir di Jakarta, Senin (10/2/2020).

Erick menambahkan, sejumlah hal dapat dilakukan oleh seluruh rumah sakit milik BUMN. Mulai dari memberikan sosialisasi rinci mengenai Virus Corona tipe baru agar masyarakat waspada. Lalu, meningkatkan ketersediaan alat pelindung diri, meningkatkan fasilitas medis, dan mengembangkan rumah sakit khusus penyakit menular. 

Ia juga menjelaskan, untuk meningkatkan ketahanan kesehatan nasional harus ada pengembangan jaringan kesehatan di seluruh Indonesia, dan meningkatkan kualitas layanan serta fasilitas kesehatan. 

"Serta membangun sistem terintegrasi dari hulu sampai hilir untuk masyarakat. Rumah sakit milik BUMN saat ini tidak hanya harus memberikan pelayanan yang baik, namun juga bisa meningkatkan daya saing dengan swasta," tegas Erick.

Editor: Fadli Gaper 

  • Virus Corona
  • Harvard
  • Siswanto
  • Kementerian Kesehatan
  • R&D

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!