BERITA

Aktivis: 243 Warga Tewas Akibat Konflik Nduga, Mayoritas Anak-Anak

""Termasuk orang yang dibunuh oleh militer dan polisi Indonesia, serta yang meninggal karena kelaparan dan sakit dalam pengungsian.""

Adi Ahdiat

Aktivis: 243 Warga Tewas Akibat Konflik Nduga, Mayoritas Anak-Anak
Siaran pers Tapol dan YKKMP tentang korban jiwa konflik Nduga, lengkap beserta daftar namanya, Senin (10/2/2020).

KBR, Jakarta - Tapol, organisasi HAM yang berbasis di Inggris, bersama Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP) merilis daftar nama warga sipil yang tewas akibat operasi militer di Nduga, Papua.

Dalam rilisnya yang diterima KBR, Senin (10/2/2020), Tapol dan YKKMP menyebut selama periode 4 Desember 2018 sampai 2 Februari 2020 operasi militer di Nduga telah menyebabkan 243 orang tewas, dengan rincian:

    <li>38 korban perempuan dewasa<br>
    
    <li>110 korban anak-anak</li>
    
    <li>95 korban laki-laki dewasa</li></ul>
    

    "Termasuk orang yang dibunuh oleh militer dan polisi Indonesia, serta yang meninggal karena kelaparan dan sakit dalam pengungsian," jelas Tapol dan YKKMP dalam rilisnya.


    57 Tahanan Politik

    Tapol bersama organisasi HAM Papuans Behind Bars juga merilis daftar nama 57 tahanan politik asal Papua yang dituduh makar. 

    Puluhan tersangka makar itu ditangkap selama periode 30 Agustus-1 Desember 2019. Kini mereka masih menunggu proses persidangan, dan ditahan secara tersebar di Jakarta, Balikpapan, Manokwari, Jayapura, Timika, Fakfak, dan Sorong.

    Pengacara HAM Veronica Koman angkat bicara perihal masalah ini dalam rilisnya yang diterima KBR, Senin (10/2/2020).

    "Di awal periode pertamanya pada 2015, Presiden Jokowi membebaskan lima tahanan politik Papua. Masyarakat memandang ini sebagai langkah yang penuh dengan harapan baru bagi Papua," kata Veronica.

    "Namun pada awal dari periode keduanya (Jokowi) saat ini, terdapat 57 orang yang dikenakan makar yang sedang menunggu sidang. Langkah ini hanya akan memperburuk konflik di Papua," tegasnya.

    Editor: Agus Luqman

  • Konflik Nduga
  • konflik papua

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!