BERITA

Tangkap WNI Diduga ISIS, Kemenlu Desak Malaysia Beri Akses

""Sebenarnya itu adalah untuk kepentingan Malaysia sendiri untuk memastikan apakah itu orang Indonesia apa bukan,""

Tangkap WNI Diduga ISIS, Kemenlu Desak Malaysia Beri Akses
Ilustrasi

KBR, Jakarta- Wakil Menteri Luar Negeri Mohammad Fachir mengatakan pemerintah  belum bisa berkomunikasi dengan terduga WNI yang ditangkap di Malaysia, Rabu (17/1) lalu. Sehingga, pemerintah belum bisa memastikan bahwa orang tersebut merupakan warga negara Indonesia.

"Kita terus meminta agar kita memiliki akses. Sebenarnya itu adalah untuk kepentingan Malaysia sendiri untuk memastikan apakah itu orang Indonesia apa bukan," kata Fachir di kantor Kemenkopolhukam, Rabu (24/1).


Kepolisian Malaysia sebelumnya merilis penangkapan terhadap dua orang yang diduga terkait dengan kelompok ISIS. Mereka menyebut satu di antaranya berstatus WNI.


Fachir mengatakan pemerintah Indonesia menghormati setiap prosedur penanganan yang berlaku di Malaysia. Namun dia menyesalkan langkah polisi Malaysia yang merilis penangkapan tersebut tanpa berkomunikasi dengan pemerintah Indonesia.


Indonesia dan Malaysia kata Dia, sudah memiliki kerjasama terkait pertukaran informasi dalam penindakkan terorisme sejak Agustus lalu. Sehingga semestinya ujar Wakil Menteri Luar Negeri Mohammad Fachir informasi itu tidak dibeberkan ke publik sebelum ada konfirmasi dari pemerintah.


"Pengaturan-pengaturan dan kerjasama sudah kita lakukan selama ini untuk berbagai macam kepentingan Malaysia dan Indonesia. Bagaimanapun, hal-hal seperti itu ada link-nya. Karena itu sudah disepakati, kita berharap kerjasama itu dilaksanakan betul."


Editor: Rony Sitanggang

  • Wakil Menteri Luar Negeri Mohammad Fachir
  • ancaman terorisme
  • ISIS

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!