NASIONAL
#KaburAjaDulu: Pemerintah Gagal Menangkap Kekecewaan Masyarakat?
LSM Migrant Care menyayangkan respon Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer soal tagar #KaburAjaDulu. Mengapa?

KBR, Jakarta - LSM Migrant Care menyayangkan respon Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer soal tagar #KaburAjaDulu.
Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer mempersilakan warga jika mau kabur.
"Mau kabur, kabur sajalah. Kalau perlu jangan balik lagi, hi-hi-hi," kata Noel di Kantor Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT), Jakarta, Senin (17/2/2025).
Koordinator Pengelolaan Pengetahuan, Data dan Publikasi Migrant CARE, Trisna Dwi Yuni Aresta khawatir dengan adanya pernyataan dari Wamenaker Ebenerezer, negara gagal menangkap tagar ini sebagai bentuk kritik masyarakat.
“Wamenaker kemarin bilang bahwa ya udah kabur aja, kalau bisa nggak usah balik lagi. Nah ini sih justru kekecewaan makin mendalam gitu bagi kami bahwa negara sudah tidak menginginkan kami lagi,” kata Trisna dalam Ruang Publik KBR 'Tren #KaburAjaDulu dan Realita Ketenagakerjaan di Negara +62', Selasa (18/2/2025).
Trisna mengatakan tagar KaburAjaDulu merupakan narasi kekecewaan atas segala situasi ketenagakerjaan di Indonesia.
Trisna menilai tagar ini merupakan bentuk nasionalisme masyarakat guna mengkritik kebijakan-kebijakan negara yang dirasa tidak tepat.
“Dalam arti memperbaiki, menjadi check and balance dari kebijakan negara yang ngawur. Rasanya, ada kesadaran politik yang harus diubah. Karena #KaburAjaDulu merupakan sebuah kesadaran politik. Coba kita ubah nasionalismenya sehingga menjadi lawan aja dulu gitu,” kata Trisna.
Baca juga:
- Demonstrasi 'Indonesia Gelap' Mahasiswa Tuntut Pencabutan Inpres Efisiensi Anggaran
- Prabowo Singgung Pengamat Suka Nyinyir di 100 Hari Pemerintahannya
Tren kegelisahan publik
Trisna mengatakan respon Wamenaker Immanuel Ebenezer ditakutkan menjadi celah bagi calo-calo sindikat perdagangan orang untuk merekrut masyarakat yang ingin mengadu nasib di luar negeri.
Ia mengatakan masyarakat perlu punya sistem tata kelola migrasi yang memadai, terutama bila ingin ke negara yang berkonflik.
“Kita coba lihat sendiri, dari gugus tugas Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) itu gagal memberantas TPPO yang ada. Lalu tidak ada skema atau tata kelola migrasi yang memadai ini juga makin memperparah ketika teman-teman ingin berangkat ke luar negeri tanpa tahu bagaimana cara bermigrasi yang memadai. Ini yang kami sangat waspadai,” ujarnya.
Tagar #KaburAjaDulu terus bergaung di media sosial terutama di X. Lewat tagar ini masyarakat Indonesia menyuarakan keinginan pindah luar negeri untuk bekerja atau melanjutkan studi.
Tren itu dipicu kegelisahan terhadap kondisi dalam negeri yang tidak jelas.
Masyarakat dijejali rentetan kebijakan dan program pemerintah yang tak peka. Misalnya, rencana PPN 12 persen yang kemudian batal di menit-menit akhir, obral izin tambang untuk ormas dan kampus yang kemudian dibatalkan, kelangkaan gas melon, hingga efisiensi anggaran yang inkonsisten. Belum lagi skandal pagar laut yang tak kunjung terungkap dengan gamblang.
Segala carut-marut itu terjadi di tengah kondisi masyarakat menengah ke bawah yang rentan secara ekonomi. Mereka ingin keluar negeri mencari penghidupan yang lebih baik.
Merujuk ke analisis Drone Emprit, lebih dari 50 persen netizen, yang mencuitkan pesan ini berusia antara 19-29 tahun, sedangkan mereka yang berusia di bawah 18 tahun mencapai 38 persen. Menurut Drone Emprit, tagar ini pernah naik pada September 2023 dari lingkaran anak muda yang berkutat dengan teknologi (tech bros).
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!