NASIONAL

Emak-emak Lhokseumawe Demo Tolak Relokasi Rohingya

"Ketika akan dilakukan relokasi menimbulkan masalah lain, karena mendapat penolakan dari warga setempat,”

AUTHOR / Erwin Jalaludin

EDITOR / Rony Sitanggang

Emak-emak demo tolak relokasi Rohingya
Sekda Kota Lhokseumawe,Teuku Adnan diadang emak-emak yang demo tolak relokasi Rohingnya di permukiman, Kamis (08/11/24). (Erwin/Ist)

KBR, Aceh Timur– Masyarakat Kota Lhokseumawe, melakukan aksi demontrasi penolakan relokasi pengungsi Rohingnya yang ditempatkan  di penampungan sementara di bekas Kantor Imigrasi setempat. Mereka, mengadang dan memprotes tim Muspida plus yang melakukan survei relokasi imigran Myanmar di tiga desa berbeda, yaitu Desa Jeulikat, Alue Liem dan Blang Panyang.

Juru Bicara Pemko Lhokseumawe, Darius membenarkan, tim Pemko yang dipimpin Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Lhokseumawe, Teuku Adnan beserta rombongan didemo warga yang sebagian besar didominasi emak-emak  Ibu Rumah Tangga. 

Kata Dia, para pendemo beralasan pengungsi rohingnya itu lantaran kerap menimbulkan keresahan dan mengganggu permukiman masyarakat.

”Bekas Kantor Imigrasi itu akan direnovasi, seharusnya tanggal 1 November itu sudah harus dikosongkan. Kemudian, Pak Sekda dan unsur lembaga terkait ke tempat-tempat yang akan di relokasi, namun ada penolakan dari warga setempat,” papar Darius kepada KBR, Kamis (7/11).

red

Sekda Kota Lhokseumawe,Teuku Adnan diadang emak-emak yang demo tolak relokasi Rohingnya di permukiman, Kamis (08/11/24). (Erwin/Ist)

Jubir Pemko Lhokseumawe, Darius melanjutkan, sebenarnya Pemko melakukan relokasi pemindahan para imigran itu ketempat penampungan lain di tiga  desa itu dikarenakan eks Kantor Imigrasi akan direnovasi atau dibangun gedung baru. Bekas Kantor Imigrasi itu terbengkalai sejak Aceh dilanda konflik lalu.

Dimana, eks gedung dimaksud sering digunakan oleh pemerintah daerah sebagai tempat pengungsian sementara imigran rohingnya terdampar disana.

”Kita sudah terima surat dari pihak Imigrasi untuk mengosongkan imigran Rohingnya terhitung 1 November 2024. Dan, ketika akan dilakukan relokasi menimbulkan masalah lain, karena mendapat penolakan dari warga setempat,” jelasnya.

Ia menambahkan, Pemkot Lhokseumawe sekarang akan mengirimkan surat ke Pemprov Aceh dan Pemerintah Pusat terkait penolakan relokasi imigran rohingnya tersebut.

Baca juga:

Berdasarkan pantauan KBR di lokasi, para emak-emak demo sambil membawa poster bertuliskan penolakan relokasi Rohingnya. Mereka mengadang rombongan tim Muspida plus yang melakukan survey ketiga  desa. Masyarakat menolak dengan alasan imigran tersebut kerap bermasalah dan mengganggu kenyamanan warga.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!