INTERNASIONAL

Alasan Amnesty Internasional Cabut Pernghargaan untuk Suu Kyi

Alasan Amnesty Internasional Cabut Pernghargaan untuk Suu Kyi

KBR - Amnesty International resmi mencabut penghargaan di bidang kemanusiaan yang pernah diberikan ke Aung San Suu Kyi sembilan tahun silam, Senin (12/11/2018). Keputusan diambil setelah pihak Amnesty International menilai Suu Kyi telah berkhianat terhadap nilai-nilai yang dulu ia pegang.

Kekecewaan Amnesty International itu disampaikan Sekretaris Jenderal lembaga, Kumi Naidoo melalui keterangan tertulis seperti dikutip Time.

"Sebagai Duta dari Amnesty International, harapan kami adalah Anda akan terus menggunakan otoritas moral Anda untuk berbicara menentang ketidakadilan di mana pun Anda melihatnya, tidak hanya di Myanmar sendiri," tulis Kumi Naidoo seperti dikutip Time, Selasa (13/11/2018).

"Kami sangat kecewa bahwa Anda tidak lagi mewakili simbol harapan, keberanian, dan pembelaan kepada hak asasi manusia”, tambah Kumi.

Aung San Suu Kyi menerima penghargaan pada 2009 dari Amnesty International atas kerja memperjuangkan perdamaian tanpa kekerasan untuk demokrasi dan hak asasi manusia di Myanmar.

Tapi sejak Suu Kyi memimpin Myanmar pada 2016, banyak kalangan menilai pemerintahannya justru aktif terlibat pelbagai pelanggaran HAM, terutama yang menyangkut krisis Rohingya di negara itu. Beberapa laporan pemerhati kemanusiaan menunjukkan bahwa penanganan krisis Rohingya oleh Suu Kyi dengan kekuatan militer, disinyalir bisa dikategorikan sebagai genosida.

Setidaknya, sekitar 700.000 anggota minoritas Muslim Rohingya di Myanmar yang teraniaya.

Meski banyak laporan tindak pemerkosaan, pembunuhan di luar hukum, serta pembakaran pemukiman etnis Rohingnya di Myanmar oleh militer, Aung San Suu Kyi tetap berpegang teguh mendukung kebijakan tersebut.

Pernyataan sikap Amnesty International juga mengkritik Suu Kyi karena mendukung undang-undang represif yang telah mengikis kebebasan berkspresi di Myanmar. Termasuk, dukungan Suu Kyi terkait penahanan dua wartawan Reuters yang sedang melakukan investigasi terkait pembantaian Rohingnya.

"Kami akan terus berjuang demi keadilan dan hak asasi manusia di Myanmar, dengan atau tanpa dukungannya," seru Amnesty International.

Baca juga:





Editor: Nurika Manan
  • Aung San Suu Kyi
  • Amnesti Internasional
  • Hak Asasi Manusia
  • Krisis Rohingnya

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!