KBR - Situs-situs internet di Tiongkok melakukan sensor terhadap pencarian kata atau nama julukan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Di masyarakat Tiongkok, Kim Jong-un mendapat nama julukan 'Jin San Pang' atau Kim Fatty the Third, Kim si Gemuk Ketiga.
Julukan itu merujuk pada sosok Kim Jong-un sebagai generasi keturunan ketiga dari dinasti Kim di Korea Utara, yang memang bertubuh besar. Apalagi banyak komentar di media sosial di Tiongkok yang menganggap Kim bertambah gemuk.
Nama julukan 'Jin San Pang' banyak dipakai luas di Tiongkok sejak Kim diangkat sebagai penguasa di Korea Utara pada 2011.
Sensor terhadap nama 'Jin San Pang' dilakukan setelah pemerintah Korea Utara secara resmi meminta pemerintah Tiongkok berhenti menggunakan julukan itu di masyarakat.
Kini masyarakat di Tiongkok tidak bisa lagi mendapatkan informasi atau hasil pencarian di mesin pencari internet, jika mengetikkan kata 'Jin San Pang' dalam karakter China. Setiap pencarian kata kunci 'Jin San Pang' dalam karakter huruf China, hasilnya nol, baik di situs pencari Baidu atau di mikroblog Weibo.
Hubungan Tiongkok dan Korea Utara selama ini cukup erat. Namun, hubungan memburuk meski tidak putus, setelah Pyongyang melakukan kegiatan senjata nuklir. Tiongkok---bersama negara kawasan lain seperti Jepang, Korea Selatan, Rusia dan Amerika Serikat---termasuk yang mengecam program nuklir Korea Utara.
Namun di sisi lain Tiongkok tetap melanjutkan dukungan terhadap rezim Kim Jong-un, dengan dukungan terbatas pada kerjasama perdagangan dan diplomatik.
Media di Hong Kong menulis, ada kekhawatiran dari pemerintah Korea Utara jika sampai Kim Jong-un mengetahui ia diberi julukan 'tidak mengenakkan' seperti itu di Tiongkok.
New York Times memberitakan, para pejabat di Korea Utara menganggap julukan Kim Si Gemuk sebagai ungkapan ofensif. Jika sampai Kim Jong-un mengetahui ia dijuluk 'Si Gemuk', bisa jadi bakal bereaksi negatif.
Karena itu, Pyongyang meminta agar Tiongkok mencegah munculnya nama 'Jin San Pang' di media dan internet.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Geng Shuang menyebutkan media tidak utuh mengenai adanya sensor pelarangan kata 'Jin San Pang'.
"Pemerintah Tiongkok tetap berkomitmen membangun iklim yang sehat dan lingkungan yang beradab dalam beropini. Namun, kami tidak setuju jika ada yang menjuluki pemimpin negara lain dengan julukan yang menghina atau melecehkan," kata Geng Shuang.
Ungkapan Jin San Pang, atau Kim Si Gemuk Ketiga, digunakan secara luas di Tiongkok. Hal ini juga disebabkan karena ada saran otomatis melalui mekanisme algoritma di situs pencari di internet, seperti Baidu yang terkenal di Tiongkok.
Selain itu divisi militer Tiongkok di bidang sensor internet juga sudah memblokir atau menyensor julukan atau panggilan ejekan lain untuk Kim Jong-un, seperti "Kim si Babi Ketiga".
Bobot tubuh Kim Jong-un diperkirakan terus bertambah dengan lingkar badan yang makin mekar. BBC menulis Kim menyukai keju Swiss, kerang dan wiski. Intelijen Korea Selatan menyebut, berat Kim bertambah 40 kilogram dalam waktu empat tahun.
Sampai saat ini pihak Baidu maupun Weibo menolak berkomentar. (ABCNews/NPR/Huffington Post/BBC)
Tiongkok Sensor Nama Ledekan 'Si Gemuk Kim Jong-un' di Internet
Di masyarakat Tiongkok, Kim Jong-un mendapat nama julukan 'Jin San Pang' atau Kim Fatty the Third, Kim si Gemuk Ketiga.



Foto pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, tanpa tanggal yang dirilis kantor berita Korea Utara KCNA (29/10/2016). (Foto: ANTARA/KCNA/Reuters)
Kirim pesan ke kami
WhatsappBerita Terkait
BERITA LAINNYA - INTERNASIONAL
Menlu Keketuaan RI di ASEAN Prioritas Diplomasi 2023
Menlu Retno Marsudi berkomitmen memperkuat sentralitas ASEAN guna menjaga stabilitas kemakmuran di Asia Tenggara dan Indo Pasifik pada ASEAN 2045.
Forum R20 Indonesia Berakhir Lanjut Tahun Depan di India
"Yang sudah mengkristal adalah kehendak bersama, bahwa semua orang yang terlibat dalam konferensi ini punya kemauan kuat.
Pertemuan Tokoh Agama R20 Bali Agama dan Praktiknya Mampu jadi Solusi Perdamaian
Bahwa agama mampu jadi solusi dan bukan jadi masalah.
Bicara Luka Masa Lalu dan Rekonsiliasi di Forum Agama R20
Forum agama G20 atau Religion of Twenty (R20) yang tengah dihelat di Bali menghadirkan diskusi mengenai luka masa lalu untuk membangun rekonsiliasi dan merangkul nilai-nilai yang dianut bersama.
Seruan Paus Fransiskus kepada Para Tokoh Agama di R20
Paus Fransiskus menyerukan kepada para tokoh dan pemimpin yang berkumpul dalam forum R20, menolak ekstremisme, radikalisme, terorisme yang menciptakan kebencian, permusuhan, kekerasan dan perang.
Gus Yahya Harap Para Pemimpin Agama Saling Jujur dan Terbuka di Forum R20
Religion of Twenty (R20) direncanakan berlangsung pada 2-3 November 2022 di Nusa Dua, Bali
Tragedi Mematikan Sepak Bola dalam Sejarah Stadion Kanjuruhan Posisi Kedua
Bukan hanya tragedi Kanjuruhan yang memakan banyak korban jiwa dalam ajang sepak bola, di belahan dunia pun banyak terjadi hal serupa. Di negara mana saja?
Recent KBR Prime Podcast
Gamophobia Bikin Sulit Jalin Hubungan
Kabar Baru Jam 7
Benarkah Proyek Food Estate Gagal?
Kabar Baru Jam 8
Kabar Baru Jam 10
Most Popular / Trending