BERITA

Beri Jagung pada Pemilih, Menteri Kehakiman Jepang Mundur

"Ini pengunduran diri kedua dari kabinet yang baru dibentuk Perdana Menteri Shinzo Abe dalam waktu kurang dari seminggu. "

Rony Sitanggang

Beri Jagung pada Pemilih, Menteri Kehakiman Jepang Mundur
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memimpin menteri kabinetnya saat bersiap untuk foto bersama di kediaman resmi di Tokyo, Jepang, Rabu (11/9). (Foto: Ant)

KBR, Jakarta- Menteri Kehakiman Jepang mengundurkan diri pada Kamis (31/10) waktu setempat. Ini pengunduran diri kedua anggota kabinet yang baru dibentuk Perdana Menteri Shinzo Abe dalam waktu kurang dari seminggu.

Menteri Kehakiman Katsuyuki Kawai mundur setelah terbitnya laporan media bahwa kantornya memberikan hadiah antara lain kentang dan jagung kepada konstituen.

Laporan itu diterbitkan majalah mingguan Shukan Bunshun. Majalah itu juga memberitakan saat ikut pemilu, istri Katsuyuki Kawai telah membayar staf kampanye lebih dari apa yang diizinkan oleh undang-undang.

Sang istri, Anri Kawai menjabat anggota parlemen Partai Demokrat Liberal.

Saat mengajukan pengunduran dirinya, Kawai mengatakan dia dan istrinya tidak tahu-menahu tentang tuduhan yang dilaporkan tersebut. Dia mundur karena ingin menghindari kerugian terhadap sistem peradilan akibat hilangnya kepercayaan publik ketika penyelidikan sedang dilakukan.

Pengunduran diri mendadak Kawai terjadi hanya berselang enam hari setelah sebelumnya Isshu Sugawara mundur dari kursi menteri perdagangan dan industri. Sugawara dituduh melakukan pelanggaran hukum pemilu dengan diduga memberikan hadiah melon dan kepiting kepada para pemilih.


Berbicara kepada wartawan pada Kamis, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe meminta maaf untuk kedua kalinya dalam seminggu. Abe mengatakan dia memikul tanggung jawab untuk menunjuk dua menteri pertama kali dalam perombakan kabinet bulan lalu.


Editor: Agus Lukman

  • Perdana Menteri Shinzo Abe
  • Menteri Kehakiman Katsuyuki Kawai
  • menteri mundur

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!