BERITA

Setengah Kabinet Pemerintahan di Ethiopia Diisi Perempuan

"Abiy mengatakan bahwa sikap perempuan "lebih antikorupsi dibanding pria" dan akan membantu memulihkan perdamaian dan stabilitas negara."

KBR - Perdana Menteri Ethiopia, Abiy Ahmed telah menunjuk perempuan untuk mengisi setengah dari kabinetnya dengan jabatan menteri-menteri dalam pemerintahannya.

Dikutip dari BBC (16/10/2018), dalam pidato di depan Parlemen, Abiy menjelaskan sikap keputusannya yang berdasar pada penilaian bahwa perempuan 'lebih antikorupsi dibanding pria' dan itu bakal membantu memulihkan perdamaian juga stabilitas negara.

Setelah Rwanda,saat ini Ethiopia merupakan satu-satunya negara di Afrika yang memiliki perwakilan gender yang sama di kabinet. Selain itu, Abiy juga memangkas jumlah pekerjaan menteri dari 28 menjadi 20.

Sejak menjadi perdana menteri pada April, dia telah melakukan banyak reformasi besar-besaran. Dia telah mengakhiri konflik selama dua dekade dengan negara tetangganya Eritrea, dengan membebaskan ribuan tahanan politik dan melonggarkan cengkeraman ketat negara pada bagian-bagian ekonomi.

Aisha Mohammed dinobatkan sebagai menteri pertahanan perempuan pertama di Ethiopia. Dia berasal dari wilayah Afar di timur laut, dan pernah melayani sebagai menteri konstruksi.

Muferiat Kamil, bekas pembicara parlemen, juga menjadi Menteri Damai perempuan pertama negara itu. Kamil bertugas mengawasi intelijen negara dan aparat keamanan, termasuk polisi federal.

Abiy mengatakan proses reformasinya diperlukan untuk terus mengatasi masalah struktural dan strategis yang mendorong negara itu ke dalam kekacauan. Ia mengatakan perempuan telah membuat kontribusi besar untuk memulihkan perdamaian dan stabilitas, menghindarkan laku koruptif, menghargai pekerjaan mereka, dan dapat mempertahankan dorongan untuk perubahan.

Pria 42 tahun itu menjadi perdana menteri pada April setelah pengunduran diri yang tak terduga dari Hailemariam Desalegn. Abiy adalah pemimpin pertama dari komunitas etnis terbesar di Ethiopia, Oromo, yang telah mengeluh selama beberapa dekade dari marjinalisasi ekonomi, budaya dan politik.

Seruan Abiy atas kepercayaan dan persatuan telah menerima sambutan hangat dari banyak orang di Ethiopia.



Editor: Nurika Manan

• Ethiopia
• Afrika
• Abiy Ahmed