BERITA

Hati-hati, Virus Zika Bisa Menular Lewat Air Mata

Hati-hati, Virus Zika Bisa Menular Lewat Air Mata

KBR - Sebuah penelitian menemukan hal mengejutkan mengenai virus Zika. Virus itu ternyata bisa hidup di dalam mata, dan bisa menular melalui air mata.

Laporan itu dimuat di jurnal Cell Reports yang terbit Selasa (6/9/2016). Para peneliti mempelajari dampak infeksi virus Zika pada tikus. Penelitian dilakukan terhadap bola mata janin, bayi tikus baru lahir dan tikus dewasa.


Hasilnya menunjukkan virus Zika bertahan hidup di mata. Dan itu menjelaskan mengapa pasien terkena virus Zika mengalami gangguan penglihatan dan dalam kasus lain menjadi buta.


"Penelitian kami memperlihatkan mata bisa menjadi waduk penampungan virus Zika," kata Michael Diamond, profesor peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St Louis. Diamond menjadi salah satu peneliti senior dalam studi kasus virus Zika.


"Kami mengkaji apakah orang terinfeksi virus Zika pada matanya terdapat virus itu, dan berapa lama bisa bertahan di sana," kata Michael Diamond. Diamond mencatat, pasien positif virus Zika bisa menularkan infeksi melalui air matanya.


Para peneliti itu berencana memperluas kajian mereka melibatkan orang yang positif terkena virus Zika.


Virus Zika sejauh ini hanya menyebabkan gejala ringan seperti demam dan ruam. Namun pada perempuan yang sedang hamil, virus ini bisa menyebabkan bayi yang dikandungnya mengalami mikrosefalus atau gangguan perkembangan otak sehingga otak dan kepala berukuran lebih kecil dibanding ukuran normal.


Dari penelitian para ahli, seperti dimuat di jurnal Cell Reports, tercatat sepertiga dari bayi (tikus) terinfeksi virus Zika saat dalam kandungan mengalami gangguan penyakit mata seperti; radang syaraf optik, kerusakan retina atau kebutaan.


Pada tikus dewasa, virus Zika bisa menyebabkan konjungtivitis, yaitu gangguan selaput mata yang menyebabkan  mata berwarna merah atau merah muda. Pada kasus tertentu virus ini menyebabkan uveitis, yaitu suatu kondisi peradangan bagian dinding mata yang bisa menyebabkan hilangnya penglihatan secara permanen.


Para peneliti menggunakan tikus dalam percobaan mereka, dengan cara memasukkan virus Zika lewat kulit---seperti manusia tertular lewat gigitan nyamuk. Dari percobaan itu, tujuh hari kemudian mata tikus percobaan itu sudah mengandung virus Zika.


Setelah 28 hari kemudian, peneliti menemukan material genetik (RNA/sejenis genetik material) dari virus Zika di dalam air mata tikus percobaan yang terinfeksi. Meskipun yang ada di air mata itu bukan virus hidup, peneliti menyatakan bukan berarti air mata itu tidak bisa menularkan virus Zika ke orang lain. Meskipun para peneliti butuh waktu lebih banyak lagi untuk melihat kemungkinan kemungkinan itu.


"Tetap terbuka kemungkinan penularan itu. Mungkin butuh waktu, ketika air mata yang terinfeksi dalam kadar tinggi, lalu orang melakukan kontak dengan air itu, mungkin saja menyebar," kata Dr Jonathan Miner, salah seorang peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Washington.


Belum diketahui apakah air mata tikus atau binatang yang terinveksi virus Zika bisa menularkan virus itu ke manusia.


Peneliti belum mengetahui bagaimana virus Zika bisa muncul di mata. Namun ada kemungkinan, virus itu melewati pelindung darah di retina mata yang memisahkan mata dari aliran darah. Selanjutnya, virus melewati syaraf optik yang terhubung dengan otak dan mata.


Sebelumnya para peneliti juga menemukan kasus penularan virus Zika selain melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Di Amerika Serikat ditemukan kasus penularan virus Zika melalui hubungan seksual.

Peneliti menyebutkan, virus Zika bisa ditemukan di darah, air seni, air ludah, sperma, hingga air susu ibu pada orang terinfeksi. (AFP/LiveScience/Washington Post) 

  • virus zika
  • penularan virus zika
  • nyamuk Aedes aegypti
  • penyakit menular
  • infeksi virus zika
  • kesehatan
  • mikrosefali

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!