BERITA

Bot Media dan Troll Rusia Ikut Menyebarkan Mitos Antivaksin

"Percakapan anti-vaksinasi online di Amerika Serikat dan Eropa dipicu oleh twitter bot dan troll Rusia."

Pricilia Indah Pratiwi

Bot Media dan Troll Rusia Ikut Menyebarkan Mitos Antivaksin
Ilustrasi

KBR, Jakarta - Sebuah penelitian terbaru menemukan, percakapan antivaksinasi online di Amerika Serikat dan Eropa dipicu oleh twitter bot dan troll Rusia. Dilansir dari independent.co.uk (24/8/2018), bot dan troll tersebut mempromosikan teori konspirasi "anti-vaxx" dan mitos-mitos lainnya di media sosial.

Para peneliti memeriksa ribuan tweet yang dikirim antara Juli 2014 dan September 2017. Temuan menunjukan ada banyak tweet yang diunggah oleh bot yang sama dan diduga telah digunakan untuk mempengaruhi pemilihan umum Amerika Serikat tahun 2016, seperti bot pemasaran dan malware.

Adanya ribuat tweet itu memunculkan kesan bahwa publik Amerika Serikat sedang berdebat tentang keamanan vaksin.

"Sebagian besar orang Amerika percaya bahwa vaksin aman dan efektif. Tetapi begitu melihat Twitter, muncul kesan kalau ada banyak perdebatan. Padahal sebetulnya banyak tweet antivaksin berasal dari akun yang asalnya tidak jelas," kata David Broniatowski, asisten profesor di GW School of Engineering and Applied Science.

"Ini mungkin bot, pengguna manusia, atau 'cyborg'. Akun yang diretas kadang-kadang diambil alih oleh bot. Tidak mungkin untuk mengetahui dengan tepat berapa banyak tweet yang dihasilkan oleh bot dan troll. Namun temuan kami menunjukkan bahwa sebagian besar wacana online tentang vaksin dihasilkan oleh aktor-aktor dengan berbagai agenda tersembunyi," tambahnya.

Banyak dari tulisan tersebut dibuat oleh para pencemar konten dalam upaya menyebarkan tautan berbahaya dan malware lainnya dengan menyamarkannya lewat tweet anti-vaksin.

"Para pencemar konten tampaknya menggunakan pesan antivaksin sebagai umpan untuk menarik pengikut mereka untuk mengklik iklan dan tautan ke situs web berbahaya," kata Sandra Crouse Quinn, anggota tim peneliti dan profesor di School of Public Health di University of Maryland.

"Ironisnya, konten yang mempromosikan paparan terhadap virus biologis juga dapat meningkatkan paparan terhadap virus komputer," tambah Quinn.

Editor: Citra Dyah Prastuti 

  • antivaksin
  • vaksin

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!