BERITA

Filipina Ancam Keluar Dari PBB

"PBB dianggap hanya bisa mengkritik. "

Presiden Filipina Rodrigo Duterte (Foto: BBC)
Presiden Filipina Rodrigo Duterte (Foto: BBC)

KBR - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menghina dan mengancam untuk keluar dari PBB. Ini disampaikannya dalam sebuah jumpa pers yang digelar tengah malam pada hari Minggu (21/8/2016) di kota Davao. Di kota ini dia menjabat sebagai walikota selama lebih dari dua dekade.

Dalam pidato yang disampaikan dalam bahasa Inggris dan Tagalog itu Duterte mengatakan ‘mungkin kita harus memutuskan untuk memisahkan diri dari PBB’. Menurutnya, PBB tidak melakukan apa-apa selama ini kecuali mengkritik. 

Pekan lalu, dua ahli hak asasi manusia PBB mendesak Manila untuk menghentikan eksekusi ekstra-yudisial dan pembunuhan yang terus meningkat sejak Duterte memenangkan kursi kepresidenan, 9 Mei lalu. Sejak itu sekitar 1.500 tersangka pengedar narkotika tewas.

Tapi Duterte membantah kalau pemerintah bertanggung jawab atas pembunuhan itu pada hari Jumat lalu.

Dalam jumpa pers itu Duterte balik mengkritik PBB karena tidak berbuat banyak untuk mengatasi kelaparan dan terorisme. PBB juga tidak mampu melakukan apa-apa dengan perang Suriah dan Irak dan memungkinkan kekuatan besar untuk mengebom desa-desa dan membunuh warga sipil tak berdosa. 

Dia bahkan mengatakan akan mengundang Tiongkok dan negara-negara Afrika untuk membentuk organisasi global sendiri.

Ketika ditanya soal kemungkinan konsekuensi dari komentarnya, ia berkata: "Apa dampaknya? Saya tidak peduli kepada mereka.” Dan Ia mengatakan PBB harus bertindak sesuai dengan protokol dengan mengirimkan seseorang seperti pelapor untuk berbicara dengannya.

Duterte juga secara terbuka menuduh puluhan pejabat dan politisi terlibat dalam perdagangan narkoba. (CNN, Dailymail) 

Editor: Citra Dyah Prastuti 

  • Filipina
  • Rodrigo Duterte

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!