Bagikan:

90 Persen Sampah di Laut Dunia adalah Plastik

KBR68H, Washington - Dibutuhkan waktu kira-kira enam minggu bagi botol dan kantong plastik terbawa arus dari pantai timur Amerika ke Laut Sargasso, di tengah Atlantik Utara.

INTERNASIONAL

Kamis, 11 Jul 2013 07:05 WIB

Author

Eva Mazrieva

90 Persen Sampah di Laut Dunia adalah Plastik

sampah, laut dunia, plastik, mikroba

KBR68H, Washington - Dibutuhkan waktu kira-kira enam minggu bagi botol dan kantong plastik terbawa arus dari pantai timur Amerika ke Laut Sargasso, di tengah Atlantik Utara. Daerah itu berpusar, pada dasarnya pusaran air besar merupakan perangkap dan memutar sampah plastik, yang tidak seperti jenis sampah lainnya di laut – plastik itu tidak mengalami penghancuran.

Di sinilah Tracy Mincer, mikrobiologis dari Woods Hole Oceanographic Institution, dan rekan-rekan dari Marine Biological Laboratory, bergabung dengan siswa-siswa di atas kapal Sea Educationa Association mengumpulkan sampel-sampel plastik untuk meneliti mikroba.
Tim peneliti menelusuri permukaan air dengan jaring-jaring halus, mengumpulkan plastik berukuran kecil. Mereka menganalisa plastik dengan alat scanning elektron dan teknik sekuensing gen. Mincer mengatakan mereka menemukan koloni yang kaya bakteri - termasuk sejumlah bakteri yang tidak mereka perkirakan akan muncul. Mereka menyebutnya “pit formers.”

Mincer mengatakan organisme dalam plastisphere berbeda dengan organisme yang berada di perairan yang minim nutrisi, ini menunjukkan plastik berfungsi sebagai terumbu karang buatan mikroba, yang bisa dihuni patogen-patogen yang menyebabkan penyakit dan spesies alga berbahaya lainnya.

Lebih dari 90 persen sampah yang terapung di permukaan laut adalah plastik. Daerah terbesar dari lima kawasan pusaran air di laut adalah Great Pacific Garbage Patch, besarnya dua kali dari negara bagian Texas, Amerika. Mincer mengatakan begitu banyak plastik di lautan, maka penting untuk mengetahui dampaknya bagi spesies laut dan seterusnya terhadap manusia.

“Ikan memakan plastik. Apakah ikan-ikan itu menelan racun tertentu dari plastik atau tidak? Apa yang terjadi pada plastik setelah memasuki lingkungan ini? Apakah akhirnya terurai menjadi potongan-potongan kecil? Lalu apa gunanya? Apakah mikroba membuatnya lebih berat dan membuatnya tenggelam lebih cepat? Apakah menghilang? Apakah itu menjadi masalah?,”tanya Mincer.

Mincer mengatakan penelitian awal menemukan 1.000 mikroba hidup dan berinteraksi dengan plastik. Langkah berikutnya adalah mengurutkan genom mereka untuk mengetahui secara terperinci apakah mikroba-mikroba itu bisa menjadi patogen berbahaya atau tidak. Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Environmental Science & Technology. (VOA)

Editor: Doddy Rosadi

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 20

Kabar Baru Jam 7

Kabar Baru Jam 8

Kabar Baru Jam 7

Kabar Baru Jam 8

Most Popular / Trending