KBR - Beberapa sumber menyebutkan Facebook dan YouTube akan menggunakan sistem otomasi untuk memilih dan menghapus video yang berhubungan dengan gerakan radikal ekstremis. Ini dimaksudkan untuk menghapus propaganda kekerasan khususnya dari ISIS yang sering menggunakan Facebook dan YouTube sebagai kanal penyebaran propaganda.
Teknologi tersebut awalnya dimaksudkan untuk mengidentifikasi konten pembajakan hak cipta video. Teknologi ini akan mencari “hashes”, sebuah sidik jari digital yang digunakan oleh perusahaan untuk membuang video-video yang memenuhi kriteria dari “hashes” tersebut.
Sistem ini akan mencegah adanya repost dari video yang memang sudah pernah diunggah sebelumnya, namun, tidak akan memblok video yang memang belum pernah ada sebelumnya.
Facebook, dan YouTube memang belum mengonfirmasi teknologi seperti apa yang digunakan, namun seperti dikutip dari The Guardian, beberapa ahli teknologi mengatakan hal ini bisa digunakan untuk melakukan apa yang diinginkan perusahaan tersebut.
Akhir April 2016, Barack Obama dan beberapa pimpinan Uni Eropa memiliki kekhawatiran tersendiri terhadap radikalisasi. Perusahaan seperti YouTube, Twitter, Facebook, dll diminta untuk lebih ketat dalam soal pemblokiran konten sebagai perlawanan terhadap perilaku ekstremis. (theguardian)