BERITA

Video Sandera Abu Sayyaf: Pemerintah Filipina, Berhenti Menembaki Kami

""Kami ingin dibebaskan hidup-hidup," kata Flor dalam bahasa Tagalog."

Video Sandera Abu Sayyaf: Pemerintah Filipina, Berhenti Menembaki Kami
Kelompok milisi Abu Sayyaf bersama tiga orang sandera. (Foto: Youtube/SITE Intelligence Group)

KBR - Kelompok milisi bersenjata Abu Sayyaf di Filipina mengeluarkan video ancaman bakal mengeksekusi tiga orang sandera jika permintaan mereka tidak dipenuhi.

Video itu dikeluarkan 3 Mei lalu, sebagaimana yang dilaporkan lembaga SITE Intelligence Group yang memantau media-media pendukung kelompok milisi sipil seperti Abu Sayyaf.


Video itu menampilkan tiga orang sandera berbicara bergantian, disusul dengan pernyataan dari kelompok Abu Sayyaf.


Tiga orang sandera itu masing-masing bernama Kjartan Sekkingstad dari Norwegia, Robert Hall dari Kanada serta pasangannya Marites Flor, warga Filipina.


Para sandera duduk di tanah di tengah kebun pisang. Mereka dijaga enam orang bersenjata api laras panjang.


"Kepada pemerintah Filipina, tolong berhenti menembak ke arah kami dan mencoba membunuh kami. Orang-orang ini akan melakukan apa-apa yang mereka bisa lakukan (membunuh)," kata Robert Hall dalam video itu.


Robert Hall juga meminta pemerintah Kanada memenuhi tuntutan kelompok penculik. Meski ia tidak menyebutkan secara spesifik tuntutan itu.  


Kelompok milisi bersenjata Abu Sayyaf, pada pekan lalu mengklaim telah memenggal seorang sandera yang mereka culik, John Ridsdel, warga Kanada setelah tuntutan uang tebusan tidak dipenuhi sampai batas akhir 25 April. Kelompok penculik lantas menyebarkan video pemenggalan John yang sangat keji.


Sandera warga Norwegia, Kjartan mengatakan, "Jika permintaan tidak dipenuhi, kami akan dieksekusi seperti teman kami John beberapa hari lalu."


Sementara itu, Marites Flor meminta tolong kepada pemerintah, termasuk para politisi dan orang-orang berpengaruh yang sedang bersiap menghadapi pemilu presiden. Sambil berurai air mata, ia meminta bantuan mereka, "Kami ingin dibebaskan hidup-hidup," kata Flor dalam bahasa Tagalog.


Salah seorang dari kelompok penculik yang mengenakan penutup muka memperingatkan pemerintah Filipina agar menjadikan pemenggalan John Ridsdel sebagai pelajaran, dan tidak mencoba menunda-nunda negosiasi.


Presiden Filipina Benigno Aquino menegaskan akan memusnahkan kelompok sipil bersenjata para pelaku penyanderaan. Pemerintah juga tidak akan bernegosiasi dengan kelompok yang sudah dimasukkan dalam daftar kelompok teroris itu.


Sementara itu Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan pasca terbunuhnya John Ridsdel, pemerintah tidak akan bernegosiasi dengan para penculik.


Menurut pemerintah Filipina, tiga orang sandera itu ditahan di tempat persembunyian kelompok Abu Sayyaf di Pulau Jolo, sekitar 1000 kilometer arah selatan kota Manila.


John Ridsdel dan tiga orang temannya diculik di sebuah resot di selatan Filipina, September tahun lalu. Kelompok penculik itu menuntut uang tebusan jutaan dolar jika ingin para sandera dibebaskan.


Sementara itu, kelompok Abu Sayyaf telah membebaskan 10 warga Indonesia yang diculik lima pekan lalu. Namun, kelompok bersenjata itu masih menyandera empat warga Indonesia lainnya, empat warga Malaysia serta seorang warga Belanda. (AFP/Sun Star/BBC/AP)

  • Abu Sayyaf
  • penculikan
  • Filipina
  • Jolo
  • Kanada
  • Asia Tenggara
  • Benigno Aquino
  • Justin Trudeau
  • WNI

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!