BERITA

Covid-19 Menginfeksi Satu Juta Orang, Naik 10 Kali Lipat dalam Sebulan

""Beberapa minggu belakangan kami menyaksikan peningkatan eksponensial jumlah kasus (Covid-19) di hampir seluruh negara dan teritorial.""

Covid-19 Menginfeksi Satu Juta Orang, Naik 10 Kali Lipat dalam Sebulan
Penggali makam menyiapkan deretan kuburan baru untuk jenazah pasien Covid-19 di area pemakaman di Sao Paulo, Brazil (2/4/2020). (Foto: ANTARA/REUTERS)

KBR, Jakarta - Kasus Covid-19 di skala global melonjak sepuluh kali lipat dalam sebulan belakangan.

Pada awal Maret 2020 jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia baru sekitar seratus ribu kasus. Kemudian di awal April 2020, jumlahnya sudah melonjak menjadi satu juta kasus.

Data Johns Hopkins University menunjukkan sampai Jumat siang (3/4/2020) kasus infeksi Covid-19 global mencapai 1.016.128 orang.

Berikut lima negara dengan kasus infeksi tertinggi saat ini, beserta tingkat kesembuhannya:

    <li><b>Amerika Serikat</b>: <b>245 ribu kasus, sekitar 3 persen sudah sembuh</b></li>
    
    <li>Italia: 115 ribu kasus, sekitar 16 persen sudah sembuh</li>
    
    <li>Spanyol: 112 ribu kasus, sekitar 23 persen sudah sembuh</li>
    
    <li>Jerman: 84 ribu kasus, sekitar 26 persen sudah sembuh</li>
    
    <li><b>Cina</b>: <b>82 ribu kasus, sekitar 93 persen sudah sembuh</b></li></ol>
    

    Lonjakan kasus Covid-19 di skala global ini sudah diprediksi sebelumnya oleh organisasi kesehatan dunia WHO.

    "Beberapa minggu belakangan kami menyaksikan peningkatan eksponensial jumlah kasus (Covid-19) di hampir seluruh negara dan teritorial. Jumlah kematian sudah berlipat ganda dalam sepekan belakangan. Dalam beberapa hari lagi (Covid-19) akan mencapai 1 juta kasus dan 50 ribu kematian," kata Dirjen WHO Tedros Ghebreyesus dalam siaran persnya, Rabu lalu (1/4/2020).

    "Kami bekerja keras bersama peneliti dari seluruh dunia mencari obat apa yang paling efektif untuk menangani Covid-19," ujar Tedros.


    Berita Terkait: Lawan Covid-19, Dokter Amerika Belajar ke Negeri Cina


    54 Kandidat Vaksin, 12 Obat Eksperimen

    Menurut laporan WHO, sampai akhir Maret 2020 sudah ada 54 kandidat vaksin penangkal Covid-19 dari seluruh dunia.

    Namun, dari semua itu baru ada 2 kandidat vaksin yang sudah mulai diujicobakan ke manusia, yakni:

      <li><i>Adenovirus type 50 vector</i>: buatan Cansino Bio, perusahaan bioteknologi asal Cina</li>
      
      <li><i>LNP-encapsulated mRNA</i>: buatan Moderna, perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat</li></ul>
      

      Sedangkan 52 kandidat vaksin lainnya masih dalam tahap pengujian praklinis di tabung reaksi atau hewan percobaan.

      WHO menegaskan sampai sekarang belum ada vaksin yang rampung dan layak diedarkan massal. Mereka memperkirakan prosees pengembangan vaksin membutuhkan waktu sekitar 12-18 bulan.

      Di samping vaksin penangkal, WHO juga mencatat ada sejumlah kandidat obat penyembuh Covid-19 yang sedang diteliti di berbagai negara.

      Sebagian obat sudah mulai diujicobakan ke pasien Covid-19, sedangkan sebagian lainnya masih dikembangkan di laboratorium.

      Menurut laporan WHO bulan Maret 2020, nama obat-obatan yang sedang diteliti itu adalah:

        <li><i>Corticosteroids</i></li>
        
        <li><b><i style="">Chloroquine </i>(digunakan di Indonesia)</b></li>
        
        <li><i>Ritonavir + Lopinavir</i></li>
        
        <li><i>Darunavir</i></li>
        
        <li><i>Emtricitabine + Tenofovir</i></li>
        
        <li><i>Ruxolitinib</i></li>
        
        <li><i>IFN-alpha2b</i></li>
        
        <li><i>Baloxavir marboxil</i></li>
        
        <li><b><i>Favipiravir/Avigan</i><span style="font-style: italic;"> </span>(digunakan di Indonesia)</b></li>
        
        <li><i>Arbidol</i></li>
        
        <li><i>Novaferon</i></li>
        
        <li><i>Remdesivir</i></li></ul>
        

        WHO menegaskan obat-obatan itu masih dalam tahap pengujian dan belum dipastikan bisa menyembuhkan pasien Covid-19.

        "WHO tidak bertanggung jawab atas kematian, kecacatan, cedera, atau kerugian apapun yang timbul sehubungan dengan pengadaan, distribusi, atau penggunaan produk-produk yang tercatat di sini," kata WHO di laporannya.

        Editor: Agus Luqman

  • COVID-19
  • vaksin
  • vaksin corona

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!