BERITA

Gempa Ekuador: Jumlah WNI di Ekuador 45 Orang

"Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Armanatha Nasir mengatakan, dua orang WNI pelaut terdata tinggal di daerah Manta, dekat lokasi gempa."

Sasmito

Gempa Ekuador: Jumlah WNI di Ekuador 45 Orang
Ilustrasi gempa.

KBR, Jakarta - Kementerian Luar Negeri menyebut jumlah warga negara Indonesia (WNI) di Ekuador berjumlah sekitar 45 orang dan sebagian besar tinggal di daerah pegunungan. Data tersebut berasal dari data KBRI Quito. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Armanatha Nasir mengatakan, dua orang WNI pelaut terdata  tinggal di daerah Manta, dekat lokasi gempa.

"KBRI Quito terus mamantau keadaan para WNI dan menghimbau para WNI untuk tetap waspada dan menghindari berpergian ke daerah pesisir pantai Ekuador.


KBRI Quito akan terus berkoordinasi dengan otoritas setempat serta jaringan masyarakat Indonesia di Ekuador untuk memonitor perkembangan situasi pasca gempa," jelas Armanatha.


Ia menambahkan dari hasil koordinasi WNI di sana dalam keadaan baik. "

Dari hasil koordinasi di dapat informasi bahwa sejauh ini tidak ada laporan WNI menjadi korban gempa dan masyarakat Indonesia dilaporkan dalam keadaan baik," imbuhnya.


Armanatha menambahkan pemerintah juga menyampaikan simpati dan belasungkawa terhadap korban dan keluarga korban gempa berkekuatan 7.4 SR di pantai tengah Ekuador dengan pusat gempa berjarak 173 kilometer dari ibukota Ekuador, Quito pada tanggal 16 April 2016.


Akibat gempa tersebut, hingga saat ini setidaknya 77  orang meninggal dunia dan beberapa gedung serta jembatan dilaporkan runtuh di kota Manta dan Guayaquil.


Pemerintah setempat telah menyatakan keadaan darurat nasional dan mengeluarkan peringatan tsunami. Evakuasi di daerah pesisir pantai Ekuador terus dilakukan. 

  • gempa bumi
  • ekuador
  • WNI di Luar Negeri

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!