BERITA

Kenali Lebih Jauh Bahaya Kanker Kepala Leher

Kenali Lebih Jauh Bahaya Kanker Kepala Leher

KBR, JakartaBila bicara soal jenis-jenis kanker, yang terbesit di kepala kita biasanya kanker otak, kanker rahim, atau kanker payudara. Tapi tahukah Anda, ada satu jenis kanker bernama kanker kepala leher? Jenis kanker ini menempati peringkat 5 untuk insidensi kanker terbanyak di dunia. Tiap tahunnya ditemukan 550 ribu kasus dengan perkiraan kematian 300 ribu kasus akibat jenis kanker ini.

"Kanker kepala leher itu satu jenis kanker yang termasuk 5 kanker berbahaya di dunia, bahkan di Indonesia juga banyak penderitanya. Kanker itu berada di daerah kepala dan leher, tetapi spesifik. Jadi kita menyebutnya kanker itu umumnya mengenai sel-sel yang berada di permukaan," jelas Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, MKM, MS, spGK(K) saat berbincang di Ruang Publik KBR.

Fiastuti yang kini menjabat Ketua Departemen Ilmu Gizi FKUI RSCM itu juga menjelaskan, contoh sel-sel yang kerap dihinggapi kanker kepala leher di antaranya yang ada di rongga hidung, rongga mulut atau kerongkongan, hingga belakang rongga telinga.

Berdasarkan data Poli Bedah Onlogi RSCM sejak 2013 hingga 2016, pasien kanker kepala leher yang datang berobat sebagian besar sudah pada stadium lanjut. Jumlahnya mencapai 86 persen. Apa sebab yang datang justru pasien dengan keadaan stadium lanjut?

Menurut Fiastuti, kondisi itu lantaran gejala awal dari jenis kanker tersebut adalah hal-hal yang dianggap biasa. Lantas, bagaimana mengenali gejala kanker kepala leher? 

Contoh gejala awal kanker kepala leher, adalah sariawan yang tidak kunjung sembuh dan terus membesar. Jenis gejala ini akan berakhir menjadi kanker kepala leher yang menyerang bagian rongga mulut. Gejala-gejala lainnya yang juga bisa menjadi ciri awal menurut penjelasan Fiastuti, adalah pendarahan di hidung, telinga tersumbat, serta kesulitan menelan makanan.

Lalu bagaimana jika penyakit yang kita anggap sepele tadi, sudah kadung menimpa tubuh kita? Gejala-gejala itu harus terlebih dulu dipastikan ke dokter untuk didiagnosa.

"Kalau dari gejala awal tersebut sudah didiagnosa kanker kepala leher oleh dokter, maka harus segera mengikuti serangkaian pengobatan. Bentuknya ada yang harus dioperasi, terapi radiasi, atau kemoterapi juga," terang Fiastuti.

"Satu permasalahan dari orang-orang Indonesia yang sudah didiagnosa kanker, biasanya tuh mereka milih pengobatan alternatif dulu. Baru ketika alternatif tidak berhasil dan kanker semakin parah, larinya ke dokter," tambahnya.

Menurut Fiastuti, langkah itu keliru. Ia mengatakan, pengobatan kanker bakal berhasil jika sudah didiagnosa sejak dini. Selanjutnya, konsisten melakukan pengobatan medis seperti terapi kemoterapi atau radiasi. Jika gejala kanker sudah dalam kondisi lanjut maka menurutnya memang sulit untuk diobati.

Hingga kini belum ditemukan penyebab dari hampir semua jenis penyakit kanker, termasuk kanker kepala leher. Namun menurut Fiastuti, ada faktor risiko atau risk factor yang berpotensi mengakibatkan kanker kepala leher ini. Kata dia, faktor yang utama adalah konsumsi alkohol dan rokok serta, konsumsi makanan yang diawetkan dengan pengawet berjumlah banyak. Misalnya, ikan asin yang diawetkan dengan kandungan garam berjumlah besar.

Faktor risiko yang juga berperan mengakibatkan kanker kepala leher adalah penurunan daya tahan sehingga mudah terjangkiti virus pembawa kanker tersebut. "Ada virus tertentu yang bisa menjadi factor risk dari kanker kepala leher yang kita sebut dengan virus Epstein-Barr."

Sebagai penutup, Fiastuti menyarankan pola hidup sehat jadi satu-satunya jalan untuk mencegah kanker kepala leher. Pola hidup sehat tersebut mencakup konsumsi makanan yang harus dijaga serta berat badan ideal.

"Gerakan masyarakat hidup sehat harus dimulai untuk memotong prevelansi kanker. Sebesar 43 persen kita bisa potong risiko terkena kanker jika kita menjalankan pola hidup sehat," tutup Fiastuti.



Editor: Nurika Manan

  • kanker kepala leher
  • kesehatan
  • kanker
  • Informasi Kesehatan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!