KBR, Jakarta- Tahun lalu, seorang
remaja usia 18 tahun, Yusra Mardini harus berenang menyelamatkan diri setelah
perahu yang ditumpanginya karam dalam perjalanan mencari suaka di Eropa. Yusra
adalah pengungsi asal Suriah yang tahun ini akan berenang untuk meraih medali
di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil untuk cabang olahraga renang 200 meter
gaya bebas.
Kisahnya dimulai ketika pada Agustus 2015, bersama dengan adik perempuannya,
Sarah, mereka mencoba peruntungan ke Eropa menghindari perang yang berkecamuk
di negaranya. Kakak beradik itu berangkat dari Damaskus menuju Turki, lalu
dengan belasan pencari suaka lainnya harus rela bertaruh nyawa melintasi Laut
Tengah (Mediterania) hanya dengan menggunakan perahu.
"Waktu itu banyak orang yang tidak bisa berenang," kenang Yusra, yang
juga pernah mewakili Suriah di FINA World Swimming Championships pada 2012.
Yusra telah belajar renang sejak usia 3 tahun dari sang ayah yang juga pelatih
renang. Meski kedua orangtuanya tidak selamat dalam perjalanan pencarian suaka
itu, namun dalam wawancara dengan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM),
Yusra mengatakan dirinya sangat bahagia karena diberi kesempatan bisa bergabung
dan ingin membanggakan orangtua dan tanah kelahirannya, Suriah.
"Aku ingin menunjukkan pada dunia, setelah kepahitan, setelah badai, akan
datang ketenangan", ujarnya.
Tim Pengungsi di Olimpiade Rio
Yusra yang kini tinggal di Jerman tak sendiri. Ia akan bersama dengan 9 atlet
pengungsi lain dari berbagai negara tergabung dalam Tim Pengungsi Olimpiade
2016 (Refugee Olympic Team). Tim tersebut merupakan terobosan pertama kali
sepanjang sejarah perhelatan olahraga dunia tersebut.
Kesepuluh atlet dalam Tim Pengungsi Olimpiade 2016 terdiri dari dua perenang
dari Suriah (Rami Anis dan Yusra Mardini), dua atlet judo dari Kongo (Yolande
Mabika dan Popole Misenga), satu atlet maraton dari Ethiopia (Yonas Kinde), dan
5 pelari jarak pendek dari Sudan Selatan (Anjelina Nadai Lohalith, James Nyang
Chiengjiek, Rose Nathike Lokonyen, Yiech Pur Biel, dan Paulo Amotun
Lokoro).
Menurut Komisaris Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi,
Filippo Grandi, tim Pengungsi Olimpiade 2016 ini dibentuk sebagai dedikasi atas
keberanian serta ketekunan pengungsi di seluruh dunia. "Kami dukung dan berjuang
bersama mereka," Grandi.
Perhelatan akbar olahraga se-dunia Olimpiade 2016 yang digelar di Rio de
Janeiro, Brasil dimulai hari ini (05/08/2016). Olimpiade 2016 itu akan terus
berlangsung hingga 21 Agustus 2016 mendatang. Dengan adanya dua cabang olahraga
tambahan yaitu golf dan rugby, otomatis makin meriah pihak yang meramaikan
Olimpiade Rio itu. Tahun ini, total ada 10.500 atlet dari 206 negara seluruh
dunia akan berkompetisi di ajang kelas dunia yang diselenggarakan tiap empat
tahun sekali itu.(Mlk)
Sumber: CNN, UNHCR, Reuters