BERITA

JK Akui Ketimpangan Ekonomi Indonesia Tinggi

"Kelaparan kan anda tidak pernah mendengar lagi. Pendidikan juga dengan anggaran yang baik tentu juga dilaksanakan dengan baik. "

May Rahmadi

JK Akui Ketimpangan Ekonomi Indonesia Tinggi
Ilustrasi

KBR, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui tingkat ketimpangan ekonomi atau rasio gini di Indonesia masih tinggi, meskipun terjadi penurunan dari 0,41 menjadi 0,38 poin.

"Anda tidak pernah mendengar lagi ada kelaparan. Pendidikan juga dengan anggaran yang baik, tentu juga dilaksanakan dengan baik. Yang belum dicapai itu equality, keadilan. Karena gini ratio, walaupun ada perbaikan, masih cukup tinggi. Jadi dibutuhkan suatu pendapatan masyarakat yang cukup luas," kata JK usai memberi pidato singkat pada Konferensi Sustainable Development Goals (SDGs), di Hotel Fairmont, Jakarta Selatan, Senin (17/12/2018).

JK mengatakan pemerintah terus berupaya mengurangi tingkat ketimpangan sosial tersebut, salah satu dengan menambah pendapatan masyarakat dengan meningkatkan Upah Minimum Regional.

Baca: 2020, Jokowi Janjikan Semua Keluarga Miskin Dapat PKH


Cara lain, pemerintah terus menggenjot produktivitas produksi, sesuai dengan agenda pembangunan berkelanjutan pemerintah.

"Tidak ada zero hunger, kalau ada produksi pangan yang baik. Semuanya bersambung dan banyak dibicarakan," kata Jusuf Kalla.

Baca juga:

    <li><b><a href="https://kbr.id/nasional/12-2018/jokowi_ancam_cabut_kartu_pkh_jika_dana_bansos_untuk_beli_rokok/98349.html">Jokowi Ancam Cabut Kartu PKH Jika Dana Bansos untuk Beli Rokok</a></b></li><b>
    
    <li><b><a href="https://kbr.id/NASIONAL/08-2018/pidato_kenegaraan_jokowi__penerima_bantuan_sosial_pkh_akan_jadi_15_6_juta_keluarga_/96938.html">Pidato Kenegaraan Jokowi, Penerima Bantuan Sosial PKH akan Jadi 15,6 Juta Keluarga</a>&nbsp;</b><span id="pastemarkerend"> </span><br>
    

       

Editor: Kurniati


  • Gini Ratio
  • Wakil Presiden Jusuf Kalla
  • Ketimpangan Ekonomi
  • Kelaparan
  • Zero Hunger

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!