BERITA

Duta Petani Muda, Mendorong Anak Muda Menjajal Bisnis Pertanian

"Gestinus Tino sebagai petani muda terbaik peringkat pertama mendapat kesempatan belajar mengenai sektor pertanian ke Australia, dan tiga terbaik lainnya mendapat hadiah sebesar limat juta rupiah."

Yogi Ernes

Duta Petani Muda, Mendorong Anak Muda Menjajal Bisnis Pertanian
Salah satu kegiatan di Duta Petani Muda 2018 Foto: Twitter Duta Petani Muda Indonesia

KBR, Jakarta – Sering rugi dan miskin. Mungkin itu gambaran yang kerap ada di benak masyarakat ketika bicara profesi petani. Hal tersebut membuat profesi petani acap kali tidak menjadi pilihan utama para pencari kerja, terutama oleh anak muda.

Komunitas Inovasi Jaringan AgriProFocus mencoba mematahkan asumsi tersebut. Lewat pemilihan Duta Petani Muda, mereka mecoba menjaring para anak-anak muda yang bisa dijadikan role model untuk memulai usaha di sektor pertanian bagi generasi muda lainnya.

Maula Paramitha Wulandaru, selaku Country Network Facilitator dari AgriProFocus Indonesia mengungkapkan, acara yang berlangsung tiap dua tahun sekali ini bertujuan untuk mempromosikan kembali  pertanian kepada anak muda sebagai sektor yang menjanjikan.

“Lewat kegiatan Duta Petani Muda ini kita mau bilang ke anak-anak muda bahwa dengan pertanian mereka juga bisa mendapat penghidupan yang sangat baik,” ujar perempuan yang akrab disapa Mitha ini dalam program Ruang Publik KBR, Senin (3/12/2018).

Mitha mengklaim animo anak muda untuk mengikuti kegiatan ini terus meningkat. Saat pertama kali acara Duta Petani Muda digelar pada 2014, jumlah peserta yang mendaftar hanya sekitar 80 orang.

Dua tahun berselang, jumlah pendaftar melonjak hingga mencapai 514 petani muda. Syarat yang dibebankan kepada peserta, usia maksimal 35 tahun ketika kegiatan ini diselenggarakan, dan telah menjalankan usaha minimal dua tahun di bidang pertanian.

Tahun ini, Duta Petani Muda memilih empat petani muda terbaik Indonesia. Pemilihan empat orang tersebut melalui serangkaian seleksi mulai dari tahap 30 besar hingga 10 besar yang dilaksanakan pada Mei hingga 1 Desember lalu.

“Dalam melakukan penilaian, kami menggabungkan hasil penilaian dari juri dengan hasil pengamatan kami terhadap aspek bisnis mereka. Apakah punya dampak terhadap lingkungan, sosial, dan berperspektif gender atau tidak,” kata Mitha.

Empat petani muda yang terpilh tersebut di antaranya Gestinus Tino. Pria asal Kupang, NTT tersebut merupakan petani sayuran dengan metode pertanian terintegrasi. Petani berikutnya adalah Etti Magdalena dari Riau dengan metode pertanian hidroponik.

Dua petani muda lainnya adalah Akhmad Mafud dari Tegal yang mengembangkan bawang putih dengan varietas asli, serta Despita Restianin dari Lampung Barang dengan perkebunan kopi berbasis agroforesti.

Gestinus Tino sebagai petani muda terbaik peringkat pertama, mendapat kesempatan belajar mengenai sektor pertanian ke Australia, dan tiga terbaik lainnya mendapat hadiah sebesar lima juta rupiah.

Etti Magdalena, salah satu petani muda terbaik dalam acara ini mengatakan, usaha pertanian miliknya telah berhasil menjadi penyedia sayuran-sayuran bebas pestisida di pasar-pasar swalayan, baik lokal maupun nasional.

“Jadi sebenarnya ini bisnis yang sangat menjanjikan. Khususnya metode hidroponik, ini pemainnya masih sedikit, serta pangsa pasarnya juga masih luas banget,” jelas Etti lewat sambungan telepon kepada KBR.

Pendapat senada juga disampaikan oleh Ratna Sari Dewi, salah satu dari peserta yang masuk daftar 10 Duta Petani Muda 2018 dari Denpasar. Perempuan dengan usaha budidaya sayur dan buah ini mengaku jika pertanian harusnya menjadi sektor yang mulai dipertimbangkan oleh anak muda.

“Daripada kita pergi ke kota, kenapa tidak kita manfaatkan lahan-lahan pertanian saja. Banyak peluang bisnis di sana, sekaligus kita bisa juga membuka lahan pekerjaan bagi masyarakat desa sekitar,” ujarnya.

“Saat ini kita para alumni Duta Petani Muda mau bilang petani itu keren dan sexy, loh. Jika kita lihat dari sisi seni. Ini profesi yang tidak sembarangan dan harus dikerjakan dengan sepenuh hati,” tambah Ratna.

Mengingat animo masyarakat yang terus meningkat, Mitha mengatakan jika saat ini pihaknya tengah mengusahan acara Duta Petani Muda diselenggakan satu tahun sekali. Untuk mengetahui acara ini lebih lanjut, masyarakat bisa mengunjungi tautan ini atau di media sosial (at) Duta Petani Muda.


Baca juga:  Pertanian Hidroponik, Hasilkan Sayur Renyah Tak Bergantung Kondisi Alam


Editor: Agus Luqman

  • Petani Muda
  • Duta Petani Muda
  • Kegiatan Sosial

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!