BERITA

PGI: Ada Antusiasme Masyarakat Papua dalam Kunjungan Jokowi

PGI: Ada Antusiasme Masyarakat Papua dalam Kunjungan Jokowi

KBR – Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Papua pada Sabtu-Minggu, 27-28 Desember 2014 memberikan antusiasme warga Papua. Menurut Sekretaris Umum PGI Pdt. Gomar Gultom yang ikut dalam pertemuan Jokowi dengan warga Papua, warga Papua merasa didengarkan oleh Jokowi. “Mereka melihat sesuatu yang beda karena kali ini tidak ada janji-janji tetapi masyarakat diberi kesempatan berbicara dan Jokowi mendengar,” ujar Gomar Gultom dalam perbincangan Sarapan Pagi KBR, Senin (29/12).

Berikut petikan wawancara selengkapnya bersama Gomar Gultom.

Kemarin Anda hadir pada pertemuan PGI dengan Jokowi? apa saja hasilnya?


Saya ikut memang dalam rombongan presiden mulai dari Jayapura, Wamena, dan Sorong. Lalu pada malam hari kami ada pertemuan khusus dengan tiga orang lagi tokoh Papua bersama saya, bertemu dengan Jokowi khusus tentang penyelesaian masalah Papua.

Paling pokok dari percakapan itu ketiga teman yang dari Papua dalam hal ini Uskup Agung Leo Laba Lajar, Telas Nebai, dan Pendeta Albert menyampaikan persoalan konkret yang ada di Papua. Antara lain misalnya peminggiran orang-orang Papua asli, perusakan hutan dan lingkungan yang begitu rupa oleh konsensi HPH, banyaknya milisi yang didukung oleh tentara, stigma separatisme kepada aktivis yang memperjuangkan hak-hak masyarakat adat dan sebagainya diperlakukan sangat tidak manusiawi oleh aparat.

Juga masalah kesehatan, pendidikan yang sangat parah dimana sebagian sekolah-sekolah di pegunungan itu gurunya tidak memiliki keterampilan belajar dan juga jarang berada di sekolah. Sehingga murid-murid diduga 10 tahun mendatang bisa terjadi buta huruf massal di daerah Papua ini. Tetapi yang aneh menurut mereka setiap Ujian Nasional mereka lulus 100 persen.

Hal-hal seperti ini yang banyak disampaikan kepada presiden dan meminta kepada presiden untuk sungguh-sungguh menyelesaikan Papua ini dengan melalui dialog bersama masyarakat dan tokoh di Papua. Tidak hanya Jakarta mendikte Papua tetapi juga melibatkan seluruh stakeholder yang ada di Papua. Ada banyak isu yang muncul tapi kira-kira itu yang disampaikan. Lalu dari presiden sendiri terlihat ada tekad dan komitmen untuk mencoba merealisasikan beberapa harapan yang disampaikan para tokoh tersebut serta harapan yang disampaikan masyarakat dalam perjalanan sejak Jayapura hingga ke Sorong.

Atas kunjungan Jokowi itu apakah masyarakat di Papua cukup puas atau kecewa karena tidak ada hal yang lebih konkret?


Kalau saya lihat cukup puas ya. Saya kebetulan memang walaupun bersama rombongan tapi selalu bersama masyarakat. Saya menangkap mereka melihat sesuatu yang beda karena kali ini tidak ada janji-janji tetapi masyarakat diberi kesempatan berbicara dan Jokowi mendengar. Lalu Jokowi menjanjikan akan mengunjungi Papua sedikitnya tiga kali setahun dan mengunjungi kabupaten-kabupaten yang di pegunungan. Itu membuat suka cita masyarakat, juga saya melihat antusiasme masyarakat karena perjalanan Jokowi memang diatur protokol Istana tapi dalam perjalanan dia banyak keluar dari pakem protokoler istana.

Misalnya ketika dia sudah duduk baik di podium kita semua dikagetkan karena tiba-tiba dia berdiri dan turun ke bawah ke masyarakat menyelami semua orang sampai ke tengah massa tanpa pengawalan. Hal lain ketika dia diberi kesempatan sambutan dia berkata “Saya datang justru tidak ingin banyak bicara tapi mau banyak mendengar, oleh karena itu saya mengundang Anda untuk naik ke panggung dan sampaikan apa yang mau disampaikan.” Tiba-tiba berduyun-duyun orang naik ke panggung dan semua diberi kesempatan berbicara dari panggung. Hal lain misalnya di perjalanan tiba-tiba dilihat ada banyak orang di pinggir jalan, iringan mobil tiba-tiba berhenti dan dia keluar akhirnya masyarakat di sepanjang jalan histeris minta foto ini membuat pengawal kewalahan.

Artinya muncul harapan baru ya?


Iya saya kira harapan baru tentu ini persoalan baru juga. Kalau tidak segera dipenuhi harapan ini atau paling tidak ada tanda-tanda harapan terpenuhi ini harapan yang besar dan meluas ini justru menimbulkan kekecewaan y ang lebih parah.

Sudah cukup banyak kekecewaan di masyarakat Papua. Kini terbangun harapan baru lewat kehadiran Anda, kalau tidak segera Anda realisir harapan-harapan ini bisa berbalik. Beliau bertanya apa kira-kira yang dalam waktu cepat, saya katakan misalnya stigma yang terjadi terhadap masyarakat Papua atau separatis mengakibatkan banyak korban. Tahanan politik banyak sekali sekarang. Saya katakan lepaskan saja tahanan politik yang ada sekarang atas dasar stigma separatis itu.

Lalu yang kedua saya katakan juga yang bisa segera itu kasus Paniai. Bentuk segera KPP HAM atau TGPF (Tim gabungan Pencari Fakta, red.), tidak bisa penyelesaian ini diserahkan ke polisi dan tentara semata. Karena Komnas HAM punya keterbatasan akses.

Tapi ada sikap tegas dari Presiden Jokowi akan segera menjawab hal itu?

Ya beliau katakan ini jadi prioritasnya.

Maksudnya prioritas itu seperti apa?


Beliau katakan ini akan segera direalisir. Tentu saja tahanan politik itu kan harus dikaji aspek hukumnya, harus dilihat. Tetapi yang bisa dibebaskan ya dibebaskanlah, tahanan politik karena mengibarkan Bendera Kejora kenapa harus dipenjara.

  • PGI
  • Jokowi
  • Papua

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!