BERITA

Lokalisasi Ditutup, Prostitusi Makin Tidak Terkendali

"KBR68H, Jakarta - Virus HIV/AIDS dapat menyerang siapa saja. Penularannya pun juga bermacam-macam, dari hubungan seksual yang berisiko, penggunaan jarum suntik hingga melalui cara laktasi dari ibu kepada anaknya."

Lokalisasi Ditutup, Prostitusi Makin Tidak Terkendali
lokalisasi, prostitusi, HIV AIDS

KBR68H, Jakarta - Virus HIV/AIDS dapat menyerang siapa saja. Penularannya pun juga bermacam-macam, dari hubungan seksual yang berisiko, penggunaan jarum suntik hingga melalui cara laktasi dari ibu kepada anaknya. Saat ini orang yang rentan terhadap penularan HIV/AIDS adalah para ibu rumah tangga dengan jumlah kasus 5000an lebih. Menurut penuturan para ibu rumah tangga, mereka mendapat penyakit tersebut dari suaminya. Namun, hanya pihak perempuanlah yang sering dituduh sebagai biang penyebaran virus yang belum ada obatnya ini.

Koordinator Program LSL Komisi Pengenadlian Aids Nasional (KPAN) Ryan Hutagalung mengatakan pihaknya ingin mengubah perspektif gender perempuan sebagai penyebar virus HIV/AIDS.

“Dulu dibilang yang berisiko terkena adalah mereka yang pekerja seks, mulai dari komunitas gay, waria. Bahkan sekarang ibu rumah tangga juga bisa kena. Walaupun seumur hidupnya dia hanya melayani suaminya. Perspektif gender itu yang ingin kita luruskan,” kata Ryan dalam program Klinik KBR68H, Selasa (17/12).

Lelaki dengan kekuasannya memang kerap berganti-ganti pasangan. Bukan hanya dalam hubungan pra nikah ataupun hubungan dengan pekerja seks, dalam hubungan pernikahanpun lelaki juga merupakan pihak yang sering berganti-ganti pasangan. Misalnya poligami, bisa jadi dalam hubungan yang berganti-ganti tersebut si lelaki tidak rutin menggunakan kondom sebagai alat kesehatan, maka dari ketidak rutinan tersebut penyebaran itu terjadi.

3 M atau yang biasa disebut Man, Mobile, Money kerap digengungkan saat ini. KPAN menjelaskan mengapa 3 M terus digembor-gemborkan karena, lelakilah yang selalu mempunyai kekuatan ketimbang wanita. Belum lagi pekerjaan lelaki yang kerap di lapangan atau tugas ke luar negeri, dan kekuatan uang yang dimiliki oleh lelaki. Tiga faktor itu yang menyebabkan banyaknya lelaki yang mampir ke tempat prostitusi.

Seperti penuturan pendengar KBR68H di Papua. Ia mengaku melihat sediri banyak pekerja yang datang ke lokalisasi.

“Saya lihat banyak itu orang-orang pegawai dari manapun datang kesana,”ujarnya.

Ryan mengaku penyebaran ini paling sulit diberantas sebab masih banyaknya lelaki yang “mobile”. Karena dengan gampangnya mereka menyebarkan virus-virus tersebut ke istrinya atau bahkan orang lain. Untuk itu KPAN mengimbau bagi para lelaki yang gemar membeli seks, wajib melakukan tes VCT.

Sebab dengan begitu, mereka dapat mengetahui apakah sudah terjangkit atau tidak. KPAN menilai penutupan tempat lokalisasi atau prostitusi bukanlah hal yang tepat untuk mengurangi penyebaran virus HIV/AIDS. Menurut Ryan, dengan penutupan tersebut maka prostitusi makin tidak terkendali. Itu artinya penyebaran birus HIV/AIDS juga makin tak terkendali.

Sosialisasi dan diskusi dengan sesama, akan lebih efektif daripada hanya memberikan leaflet-leaflet dan brosur tentang HIV/AIDS. Pencegahan AIDS adalah tugas bersama, karena bukan hanya wanita saja tau lelaki saja yang salah karena buhan hanya wanita saja yang bertanggung jawab dalam penyebaran HIV/AIDS. Ini adalah tanggung jawab kita semua untuk menakan penyebaran virus HIV/AIDS yang kian meningkat.

Editor: Doddy Rosadi

  • lokalisasi
  • prostitusi
  • HIV AIDS

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!