BERITA

Teknologi Digital, Mochtar Riady: Manfaatkan dalam Perdagangan dan Administrasi

""Kita jangan merasa minder bahwa Indonesia ini kecil, tidak ada apa-apa. Kita bandingkan Tiongkok pada tahun 1995, kita jauh lebih hebat daripada dia,""

Sadida Hafsyah

Teknologi Digital, Mochtar Riady: Manfaatkan  dalam Perdagangan dan Administrasi
Mochtar Riady acara Indonesia Digital Conference 2019 tema Indonesia Menuju Transformasi Digital di Djakarta Theatre, Kamis (28/11). (KBR/Citra)

KBR, Jakarta-  Perkembangan dunia teknologi digital dalam revolusi industri 4.0, perlu dimanfaatkan lebih serius dalam perdagangan dan administrasi. Hal itu disampaikan taipan pendiri Lippo Group Mochtar Riady dalam acara 'Indonesia Digital Conference 2019 bertema Indonesia Menuju Transformasi Digital'

Konglomerat berusia 90 tahun itu menekankan  saat ini waktunya para pebisnis memanfaatkan perkembangan digital, untuk meningkatkan efisiensi. Apalagi kata dia, digital bukan teknologi baru, melainkan sudah lahir sejak lebih dari 70 tahun yang lalu.

"Digital ini selalu dimanfaatkan melalui aplikasi. Kalau kita buka web-nya Alibaba, Amazon, misalnya Google dan sebagainya, itu ada ribuan aplikasi yang sudah ada di sana. Kita tinggal ambil-ambil ini, digabungkan ini, digabungkan itu. Maka sekarang yang terpenting ini bukan cerita teknologi digital, tapi bagaimana kita memanfaatkan teknologi ini," jelas Mochtar di Ballroom Djakarta Theatre (28/11/2019).


Pendiri Lippo Group Mochtar Riady mencontohkan saat ini memang perekonomian Cina lebih unggul dibandingkan Indonesia. Tetapi kata dia, Indonesia masih memiliki peluang untuk memperbaiki keadaan jika semakin peka terhadap revolusi industri.


"Kita jangan merasa minder bahwa Indonesia ini kecil, tidak ada apa-apa. Kita bandingkan Tiongkok pada tahun 1995, kita jauh lebih hebat daripada dia," ujarnya.


Dalam kesempatan ini, ia menceritakan pengalamannya memanfaatkan teknologi digital. Seperti OVO, salah satu bisnis keuangan yang terafiliasi dengan Lippo Group, kuat bersaing di antara bisnis fintech lainnya. Atau Mataharimall.com yang gagal menjalankan metode bisnisnya, karena tidak menempatkan diri sebagai pemula pada awalnya.


Editor: Rony Sitanggang

  • ekonomi digital
  • industri digital
  • digital
  • industri 4.0

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!