OPINI

Ancaman Sampah Plastik

Sampah plastik Indonesia

Kematian seekor Paus Sperma di perairan Pulau Kapota, Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara Senin (19/11/18) lalu mengundang keprihatinan. Salah satu mamalia laut terbesar di bumi ini diduga mati lantaran menelan sampah. Lembaga konservasi WWF  Indonesia menyebut 6 kilogram sampah ditemukan di dalam bangkai satwa malang itu. Jenisnya pun beragam, mulai dari botol, gelas plastik hingga sandal jepit! Dan ini bukanlah kasus pertama. Kejadian serupa pernah terjadi pada 2016 dan 2017 lalu. Polusi plastik di laut ini juga diduga menjadi pembunuh 1.000an penyu setiap tahun, menurut peneliti dari University of Exeter, Inggris.

Terlepas dari perdebatan apakah betul mereka mati lantaran menelan sampah plastik, kita patut khawatir soal pencemaran yang tengah berlangsung di samudera, termasuk di perairan Indonesia. 2015 lalu, Indonesia disebut sebagai penyumbang sampah terbesar ke laut nomor dua setelah Cina. Pemerintah Indonesia sebetulnya punya Peraturan Presiden tentang Rencana Aksi Nasional Pengelolaan Sampah Laut. Kementerian Kelautan dan Perikanan  serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan  mengklaim telah melakukan sejumlah cara untuk menghadang sampah plastik terus mencemari lautan.

Nyatanya itu tak cukup. Perlu upaya serius mengurangi produksi dan konsumsi plastik. Pada titik ini, kalangan industri dan kita selaku konsumen mesti ambil peranan. Tanpa perubahan radikal di hulu, ancaman kematian spesies laut semakin nyata dan berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia.

 

  • WWF
  • KKP
  • KLHK
  • sampah plastik

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!