BERITA

BRG Targetkan 1000 Desa Peduli Gambut Terbentuk dalam 4 Tahun

"Badan Restorasi Gambut (BRG) mencanangkan 1000 desa peduli gambut bakal tercapai hingga 2020 mendatang."

Gilang Ramadhan

BRG Targetkan 1000 Desa Peduli Gambut Terbentuk dalam 4 Tahun
Ilustrasi: Kebakaran di lahan gambut Pekanbaru. (Foto: Green Radio Pekanbaru)


KBR, Jambi - Badan Restorasi Gambut (BRG) mencanangkan 1000 desa peduli gambut bakal tercapai hingga 2020 mendatang. Kegiatan di desa-desa itu akan diisi pemberdayaan masyarakat baik dari segi sosial maupun ekonomi dalam kaitannya dengan ekosistem gambut.

Kepala BRG, Nazir Foead dalam pembukaan Jambore Masyarakat Gambut 2016 menyatakan, desa-desa tersebut termasuk dalam area prioritas Restorasi Gambut 2,7 juta hektar di tujuh Provinsi.


"Dengan jumlah itu maka akan ada kontribusi pada 10 % hingga 20 % target pemerintah untuk mengubah 5000 desa tertinggal menjadi desa berkembang. Saat ini BRG bersama kelompok masyarakat sipil sudah bekerja sama dengan 104 desa Kalteng, Riau, dan Sulsel," kata Nazir di Gor Kotabaru, Jambi, Sabtu (5/11/16).


"Program tersebut dapat diwujudkan jika ada sinergi antara kementerian/lembaga, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, prigram LSM dan lembaga donor. BRG mengambil peran untuk mendukung capaian program-program Nasional seperti Perhutanan Sosial Reforma Agraria," tambahnya.


BRG mencatat terdapat 2.954 desa di wilayah bergambut seluas 12,7 juta hektar. Ribuan desa itu tersebar di tujuh provinsi antara lain Papua, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Riau dan Jambi.


BRG menetapkan luas areal prioritas restorasi gambut sebanyak 2,7 juta hektar sehingga jumlah desa diperkirakan mencapai 1.205 desa.

Baca juga:

    <li><b><a href="http://kbr.id/09-2016/greenpeace_desak_ioi_berhenti_merusak_hutan_indonesia/85411.html">Greenpeace Desak Perusahaan Malaysia Berhenti Rusak Hutan Indonesia</a></b> </li>
    
    <li><b><a href="http://kbr.id/09-2016/pemerintah_didesak_hentikan_permanen_pembukaan_lahan_gambut_oleh__rapp_/84986.html">RAPP Diminta Hentikan Permanen Pembukaan Lahan Gambut</a></b> </li></ul>
    

    Desa Peduli Gambut menjadi program penyelaras di wilayah restorasi gambut. Kegiatan di desa itu termasuk perencanaan dan pembentukan kawasan perdesaan, perhutanan sosial dan reforma agraria, resolusi konflik, pemberdayaan ekonomi desa, penguatan pelembagaan masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan gambut serta pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

    Penguatan inovasi lokal oleh komunitas terkait pengelolaan gambut juga menjadi perhatian. BRG mendukung pencarian kader-kader inovator gambut. Sebab, adaptasi terhadap perubahan agroekologi gambut dapat disandangkan.


    Sebanyak 1.040 warga dari tujuh provinsi berkumpul di Kotabaru Jambi untuk mengikuti Jambore Masyarakat Gambut 2016 di GOR Kotabaru, Jambi pada Sabtu (5/11/2016). Peserta terdiri atas masyarakat petani gambut, masyarakat peduli api, perangkat desa, para inovator dan organisasi masyarakat sipil.


    Jambore tersebut menjadi wadah bagi masyarakat gambut untuk saling menguatkan, bersinergi dan berjejaring serta berbagi pengetahuan. Kegiatan ini juga menjadi wadah untuk memonitor pelaksanaan restorasi gambut oleh masyarakat.

    Baca juga:

      <li><b><a href="http://kbr.id/09-2016/rapp_setuju_lahan_konsesi_dikelola_kembali_masyarakat_desa/84939.html">RAPP Setuju Lahan Gambut Kembali Dikelola Masyarakat</a></b> </li>
      
      <li><b><a href="http://kbr.id/09-2016/catatan_pelanggaran_pt_rapp/84982.html">Catatan Pelanggaran RAPP</a></b> </li></ul>
      

      Jambore Masyarakat Gambut yang digelar sejak Sabtu (5/11/2016) hingga Senin (7/11/2016) depan akan mewadahi beragam aktivitas. Di antaranya dialog kebijakan, forum aksi dan panggung inovasi rakyat, pondok belajar gambut, sudut pengetahuan, nonton bareng dan diskusi, serta pameran.





      Editor: Nurika Manan 

  • Gambut
  • lahan gambut
  • Badan Restorasi Gambut (BRG)
  • Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead
  • Desa Peduli Gambut

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!