BERITA

Migrant Care: Pemerintah Sengaja Tidak Manfaatkan Program Amnesti dari Arab Saudi

"KBR68H, Jakarta - LSM Buruh Migran, Migrant Care mencatat ada 10 ribu Tenaga Kerja Indonesia yang masih terlantar di kolong Jembatan Palestina, Jeddah, Arab Saudi"

Doddy Rosadi

Migrant Care: Pemerintah Sengaja Tidak Manfaatkan Program Amnesti dari Arab Saudi
migrant care, amnesti, TKI, arab saudi

KBR68H, Jakarta - LSM Buruh Migran, Migrant Care mencatat ada 10 ribu Tenaga Kerja Indonesia yang masih terlantar di kolong Jembatan Palestina, Jeddah, Arab Saudi. Saat ini para TKI kelaparan karena kurangnya pasokan makanan dan minuman. Pemerintah diminta fokus pada penyelamatan TKI yang masih terlantar.

Sebelumnya, sekitar 70 ribu TKI di Arab Saudi terancam dideportasi. Hal ini menyusul berakhirnya masa pemutihan izin tinggal di negara tersebut. Simak perbincangan penyiar KBR68H Agus Luqman dan Rumondang Nainggolan bersama Direktur Migrant Care Anis Hidayah dalam program Sarapan Pagi yang membahas tentang nasib TKI di jembatan Jeddah.

Kabarnya sudah tidak ada lagi TKI kita yang berada di bawah jembatan layang Palestine. Kalau dari pantauan Migrant Care sendiri kondisi sebenarnya seperti apa?

Saya kira bukan persoalan mereka masih ada atau tidak di kolong jembatan. Tetapi huru-hara tentang bagaimana proses amnesti ini tidak pernah menyentuh satu pun tentang evaluasi terhadap kinerja pemerintah Indonesia, kenapa dari 96 ribu yang terlayani dokumennya hanya segitu sedangkan 73 ribu lebih tidak terlayani. Saya kira ini penting sekali, di luar situasi apa yang harus kita pantau saat ini bahwa proses deportasi harus tetap mempertimbangkan atau memperhatikan prinsip-prinsip HAM tidak boleh ada kekerasan dan selama ditahan mereka harus tetap dapat hak-hak dasarnya termasuk kebutuhan seharian makan, tidur, dan sebagainya. Tapi saya kira di akhir masa amnesti evaluasi itu tidak pernah muncul sama sekali.

Ada ungkapan yang menarik dari Pak Jumhur Hidayat bahwa kita agak merasa lebih senang ketika TKI kita ada di detention center. Karena sebelumnya ini dipenjara 2 tahun atau membayar denda, anda punya komentar?

Mereka sekarang di penjara imigrasi. Itu bagian dari kegagalan kita kenapa amnesti tidak bisa memaksimalkan mereka yang tidak berdokumen menjadi berdokumen. Saya duga ada kesengajaan, misalnya dari tracking Migrant Care itu persis masa perpanjangan amnesti 3 Juli sampai 3 November itu hanya sekitar seribu sekian yang dilayani dokumennya. Yang lainnya itu pada masa awal amnesti 11 Mei sampai 3 Juli, artinya perpanjangan itu tidak banyak digunakan untuk melakukan legalisasi dokumen. 


Apa keuntungan yang bisa diperoleh pihak-pihak tertentu?


Pemerintah tidak perlu repot karena semua nanti akan di bawah tanggung jawab Arab Saudi. Mengurus sebelum pemulangannya, bagaimana proses pemulangannya, soal logistiknya, pelayanan keseharian, dan sebagainya. Jadi kemudian ogah-ogahan memaksimalkan dengan segala cara, dengan keterbatasan imigrasi di Arab Saudi. Kalaupun ada yang dirazia dan dideportasi itu tidak sebanyak yang sekarang.

Kalau untuk pemulangan satu orang TKI dari sana ke Indonesia itu biayanya berapa? mungkinkah bisa dikalkulasi pemerintah bisa menghemat berapa dari biaya ini?

Kemarin tidak ada yang membayar, semua bayar sendiri-sendiri. Maksudnya pemerintah tidak mengeluarkan uang untuk itu tetapi yang membayar adalah buruh migran sendiri yang kemarin pada masa amnesti, kalau sekarang Arab Saudi sendiri. Misalnya Rp 10 juta per orang untuk pesawat, tetapi persoalannya tidak sekadar itu, bahwa mayoritas di antara mereka masih ingin bekerja di sana. Tetapi kalau sudah dirazia kemudian dimasukkan di camp imigrasi itu sudah tidak bisa bekerja lagi jelas mereka akan dideportasi. Apa artinya kalau kemudian mereka dideportasi dan tetap akan kembali dengan cara-cara alternatif untuk kembali lagi ke Arab Saudi, karena mereka punya majikan tetapi dokumen mereka tidak lengkap atau sudah expired dan sebagainya.
 
Sekarang ini yang harus dilakukan pemerintah apakah sudah tidak ada lagi?

Tidak ada lagi kecuali memantau. Tadi malam saya terus mendapat SMS banyak yang kelaparan, tidak dapat minum, tidurnya tidak layak karena dihuni orang sebanyak itu. Jadi saya kira bagaimana pemerintah memastikan itu dulu sekarang dan momentum ini mestinya juga menjadi trigger bagaimana melanjutkan kembali negosiasi terkait MoU.

  • migrant care
  • amnesti
  • TKI
  • arab saudi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!