BERITA

Demo RUU Bermasalah, Polisi Tangkap Puluhan Penyusup Berseragam SMA

Demo RUU Bermasalah, Polisi Tangkap Puluhan Penyusup Berseragam SMA

KBR, Jakarta-  Kepolisian menangkap 36 diduga perusuh yang menyusup menggunakan seragam SMA. Juru bicara Mabes Polri Dedi Prsetyo mengatakan, mereka  diduga menerima bayaran dan sudah mempersiapkan bom molotov untuk menciptakan kerusuhan pada demo tersebut.

"Kita sudah melakukan pengamanan khususnya di Jakarta Utara. Kemarin sudah merilis ada 36 orang yang diamankan terkait penyusupan dengan menggunakan seragam sekolah. Anak tersebut isi tatoan semuanya dan mereka dibayar bervariasi antara 20-40 ribu. Dan sudah disiapkan juga bom molotov yang dipersiapkan oleh mereka dalam rangka memang menciptakan demo yang damai itu menjadi demo yang rusuh," ujar juru bicara Mabes Polri Dedi Prasetyo di Humas Mabes Polri, Selasa (01/09/2019)


Dedi menyebut Polri akan menelusuri bukan hanya aktor lapangan saja namun juga akan didalami koordinator, kemudian pendana yang mengerahkan massa tersebut. Dedi menegaskan aksi massa yang melakukan unjuk rasa di depan Gedung DPR RI untuk mengagalkan pelantikan DPR RI dan Presiden.


"Yang jelas indikasi yang kuat mereka akan menggagalkan pelantikan DPR/MPR hari ini. Ya kalau misalnya nanti proses DPR MPR digagalkan proses pelantikannya maka dampak turunannya dapat menggagalkan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Itu yang tidak dikehendaki oleh rakyat Indonesia. Dan semuanya ini sudah berjalan konstitusional, jangan dilakukan tindakan yang inkonstitusional. Karena ini akan merugikan bangsa dan negara," ujar Dedi Prasetyo.


Dedi menambahkan Apabila sudah selesai penanganan yang ada di Polda Metro Jaya didukung Mabes Polri nanti akan kita sampaikan. Polri saat ini mengedepankan asas praduga tidak bersalah dalam setiap penanganan kasus.


Senada disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy. Dia menduga sedikitnya ada 50 penyusup yang menyamar jadi pelajar dalam aksi demonstrasi di depan Gedung DPR, Senin (30/9/2019) kemarin. 

Muhadjir menuduh, penyusup itulah yang menjadi provokator dan perusuh selama demonstrasi hingga berakhir ricuh.

Meski demikian, ia memperkirakan masih ada pelajar yang nekat berdemonstrasi walaupun telah dilarang oleh pihak sekolah masing-masing.

"Berdasarkan laporan yang sudah saya terima, ternyata mereka bukan siswa. Hanya memakai celana abu-abu dan setelah ditangkap ternyata mereka bukan para siswa. Mereka memakai celana abu-abu, pakai baju putih, tapi sebetulnya mereka bukan para siswa," kata Muhadjir di Jakarta, Selasa (1/10/2019).

"Masih ada pelajar yang demo?" tanya wartawan.

"Mungkin masih ada. Tapi sampai sekarang saya belum dapat laporan dari lapangan."

Muhadjir mengatakan, laporan terkait adanya penyusup tersebut berasal dari kepolisian. Ia berkata, pihak kepolisian yang nantinya berwenang mengusut dan memproses hukum para penyusup dalam aksi demonstrasi tersebut.

Selain itu, polisi juga akan mengusut dugaan adanya kelompok atau individu, yang ingin memanfaatkan pelajar dalam berdemonstrasi.

Adapun soal pelajar yang ikut berdemonstrasi, kata Muhadjir, tak akan ada ancaman hukuman sanksi dari sekolah. Ia hanya memerintahkan Dinas Pendidikan memberi pengertian pada siswa agar tidak kembali ikut berdemonstrasi. 

Muhadjir berkata, sekolah juga akan menjalankan mekanisme klarifikasi siswa yang absen pada orang tuanya.

Menurutnya, sekolah tetap memiliki kewajiban untuk memastikan para siswanya tidak berada pada lingkungan membahayakan. 

Editor: Rony Sitanggang

  • demo mahasiswa
  • Mendikbud
  • Koalisi Masyarakat Sipil untuk Demokrasi
  • Demo Pelajar
  • Penyusup Aksi
  • Muhadjir Effendy

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!