BERITA

Posko Pengungsian Gempa Sulteng Kekurangan Petugas Medis

Posko Pengungsian Gempa Sulteng Kekurangan Petugas Medis
Ilustrasi posko pengungsian. (Foto: Antara)

KBR, Palu- Posko pengungsian di tiga wilayah yang terdampak gempa  dan tsunami, yaitu di Palu, Donggala dan Sigi kekurangan petugas medis dan obat-obatan. Lebih dari satu minggu, warga yang tinggal di pengungsian kesulitan untuk mendapatkan obat-obatan.

Juru bicara Mabes Polri, Dedi Prasetyo, mengatakan,  akan fokus kepada penanganan kesehatan dengan menyalurkan bantuan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), relawan dan pemerintah di posko pengungsian terpadu yang berada di Sigi dan Donggala.


"Kalau sampai dengan hari ini untuk Palu untuk bahan makanan sudah tercukupi. Sekarang yang justru kita akan lebih fokus penanganan kesehatan. Ini sudah masuk hari ke-11 mereka yang tinggal di tenda yang belum-belum kembali, sudah mengalami mungkin drop atau sakit-sakit dan sebagainya," ujar Dedi, kepada KBR Senin (08/10). 

Dedi melanjutkan, "maka dari itu relawan kita yang ada di Pusdokes Polri tidak menunggu pasien datang ke rumah sakit, tapi kita lebih banyak terjun-terjun ke sentral-sentral pengungsian. Khususnya pengungsi yang jumlahnya banyak. Kita akan bekerja sama dengan relawan untuk beri pengobatan masal."

Ia mengatakan, bantuan obat-obatan yang diperlukan di antaranya obat untuk mengatasi panas, diare, gangguan pernafasan dan gangguan pencernaan, termasuk peralatan medis untuk bayi.

Sementara itu, salah seorang pengungsi asal Lero, Kabupaten Donggala, Elodin mengatakan, selain obat, pengungsi juga memerlukan bantuan berupa popok dan susu bayi.


Terbatasnya bantuan tersebut mengharuskan Elodin dan anaknya yang berusia 8 bulan memakai pakaian yang sama untuk 2 hingga 3 hari, sehingga menyebabkan iritasi dan kemerahan pada kulit.

Editor: Kurniati

  • Posko pengungsian
  • gempa Palu
  • Gempa Donggala
  • Sulawesi Tengah
  • tenaga medis

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!