BERITA

Ingat65, Ruang Generasi Masa Kini Berbagi Cerita Seputar Tragedi 65/66

Ingat65, Ruang Generasi Masa Kini Berbagi Cerita Seputar Tragedi 65/66

KBR, Jakarta - Sebagian orang saat ini masih meraba-raba apa yang sesungguhnya terjadi pada periode 1965/1966. Atau, tragedi yang kerap dikenal dengan Gerakan 30 September (G30S). Sebagian lagi malah justru tak tahu atau juga abai akan isu ini. Padahal, ada cerita yang menarik diungkap dari masa-masa itu. 

Itu sebabnya, sebuah proyek bertajuk "Ingat65" dibikin. Gagasannya, menjadi ruang sekaligus alternatif informasi bagi generasi pasca-65 yang ingin mengingat atau mencari tahu apa yang terjadi pada 53 tahun silam tersebut.

Melaui gerakan 'mengingat' itu, mereka bisa membagi cerita pribadi mengenai tragedi 65/66 dalam bentuk esai. Tulisan itu terlebih dulu dikirim ke email [email protected].

"Jadi tuh gerakan untuk anak muda bercerita secara digital. Jadi mereka mengirim esai ke Ingat65, kemudian kami edit dan kemudian kami tampilkan di blog kami di medium.com," ujar salah satu pendiri Ingat65, Prodita Sabarini dalam program KBRPagi, Senin (1/10/2018).

Prodita menjelaskan, isi dari esai tersebut adalah refleksi anak muda tentang apa yang mereka tau soal tragedi berdarah 1965/1966. Ia menambahkan, esai dibuat berdasar interaksi penulis, dengan bertanya ke keluarga mereka.

"Biasanya anak-anak muda sekarang kalau nanya soal periode (65) itu ke orangtua mereka, kadang-kadang mereka menemukan cerita-cerita yang terkubur."

Menurutnya, terkadang para penulis dapat menemukan rahasia-rahasia keluarga yang dahulu tidak diungkapkan. Itu pula yang membuat mereka akhirnya lebih banyak tahu tentang keluarga mereka juga tentang yang terjadi di Indonesia pada masa itu.

Proyek yang berfokus pada gerakan menulis esai ini punya 16 relawan. Kebanyakan dari mereka berlatar belakang jurnalistik.  

"Kebanyakan adalah editor, ada juga desainer, grafis, ada juga podcast produser, dan juga manajer untuk media sosial. Kebanyakan kami latar belakangnya jurnalisme. Jadi karena itu, kami akhirnya mikir bikin gerakannya lewat gerakan menulis esai," jelasnya.

Ke-16 orang tersebut memiliki alasan tersendiri untuk fokus pada peristiwa 1965/1966. Prodita menuturkan, ada beberapa relawan yang merupakan keluarga korban tragedi 65/66. Misalnya, ada yang kakeknya hilang atau dipenjara. Tapi sebagian relawan lain pun bukan keluarga korban atau tak berhubungan dengan tragedi berdarah setengah abad silam tersebut.

"Kami concern saja tentang apa yang terjadi ketika kami menemukan cerita itu. Jadi ada essense of discovery, ketika misalnya kami kebanyakan dari relawan sudah menonton film Jagal dan Senyap, dokumenter tentang 65 oleh Joshua Oppenheimer."

"Dan sesudah nonton film itu kayak merasa ada seseorang membangunkan kita dari tidur gitu. Ada sesuatu yang sebelumnya kita enggak tau sama sekali dan tiba-tiba kayak ada crack di dinding terus ada cahaya yang masuk gitu. Karena sebelumnya gelap dan kita enggak tahu apa-apa gitu," tutur Prodita lagi.



Editor: Nurika Manan

  • G30S/PKI
  • Tragedi 65
  • tragedi65
  • Kasus Pelanggaran HAM
  • Ingat65
  • Ingat 65
  • Relawan Ingat65

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!