RUANG PUBLIK

Rokok Murah, Industri Untung, Indonesia Buntung

Rokok Murah, Industri Untung, Indonesia Buntung

Dengan uang seribu perak, orang sudah bisa merokok.  Harga yang terlalu murah inilah yang ditengarahi, menyebabkan jumlah perokok di Indonesia mencapai 70 juta orang lebih. Kelompok miskin dan anak-anak dapat dengan mudah mengjangkaunya. Tingkat keterjangkauan terhadap rokok di Indoensia nyatanya makin meningkat, sementara di banyak negara Brazil, Ukraina, Polandia, Rusia, Turki, Filipina, bahkan Bangladesh dan Thailand, terjadi sebaliknya.

Korban berjatuhan, bukan hanya mereka yang menghisap tapi juga mereka yang terkena asap dari rokok yang dihisap orang lain. Rokok murah menjadi senjata bagi industri untuk menebarkan racun candu. Oleh sebab itu, menuntut penaikan harga rokok atau menaikan pajak rokok menjadi salah cara melawan industri dan mencegah lebih banyak korban, dan mengurangi beban negara untuk membiayai penyakit akibat rokok. Untuk membahas soal ini, akan hadir narasumber Kepala Unit Komunikasi dan Pengelolaan Pengetahuan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Ruddy Gobel, Abdillah Ahsan pengajar Fakultas Ekonomi UI, Ibu Kencana Indrishwari selaku Korban Rokok Orang lain dan aktivis Keppak Perempuan dan Jaringan Perempuan Peduli Pengendalian Tembakau (JP3T) di program Ruang publik KBR, pada Kamis, 18 Oktober 2017 pukul 09.00 WIB, dengarkan melalui radio jaringan KBR yang tersebar di seluruh Indonesia, bagi yang berada di Jakarta, anda bisa mendengarkan di 104.2 MSTri FM Jakarta atau via Youtube Channel: Ruang Publik KBR dan website kbr.id atau melalui aplikasi android dan IOS search KBR Radio. Kami juga mengundang Anda yang ingin bertanya atau memberikan komentar melalui telp bebas pulsa di 0800 140 3131. Pertanyaan juga bisa diajukan melalui pesan singkat, whatsapp di 0812 118 8181 atau mention ke akun twitter @halokbr. 

  • Rokok
  • melawanrokok
  • Indonesia
  • antirokok
  • bahaya merokok
  • merokok
  • cegahrokok

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!