BERITA

Perlengkapan Bertanding Atlet Indonesia di Asian Games 2014 Masih Amburadul

"Menurutnya agar serupa tidak terulang, harus ada perombakan total dalam mekanisme kebijakan dan sistem pembinaan olahraga."

KBR

Perlengkapan Bertanding Atlet Indonesia di Asian Games 2014 Masih Amburadul
Pengadaan alat, olahraga, asian games, verifikasi

KBR, Jakarta - Pengadaan peralatan olahraga dan perlengkapan bertanding atlet Indonesia di Asian Games 2014 kembali amburadul. Hingga berakhirnya pesta olahraga yang berlangsung di Korea Selatan itu pada 4 Oktober lalu hingga hari ini, pengadaan peralatan belum juga selesai.

Juru Bicara Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Gatot S. Dewa Broto, mengakui ada masalah dalam pengadaan barang-barang ini. Menurutnya agar serupa tidak terulang, harus ada perombakan total dalam mekanisme kebijakan dan sistem pembinaan olahraga. Berikut wawancara lengkapnya dalam Program Sarapan pagi KBR (13/10).

Mengapa pengadaan peralatan Asian Games belum beres? ada apa?

“Seperti yang sudah dimuat di sejumlah media sejak hari Sabtu yang lalu ada keterangan dari saya yang intinya kami akui ada something wrong di pengadaan alat-alat untuk yang harus dibawa saat Asian Games seperti bowling, dayung, dan sebagainya.”

“Secara kronologis saya sampaikan, kami mengadakan lelang di bulan Mei kemudian ternyata ada gagal lelang jadi peralatan yang ditawarkan oleh pemerintah tidak ada yang berminat. Kemudian lelang ulang di bulan Juli, sudah ada pemenang tetapi di akhir bulan Agustus yang semula pemenangnya sudah oke menyatakan sanggup tetapi menyatakan tidak sanggup dan lebih diperjelas di akhir bulan September kirim surat baru diterima awal bulan Oktober.”

“Poinnya adalah ini sesuatu yang sangat mengganggu sekali dan kami sudah minta maaf. Artinya waktu itu alat sangat dibutuhkan dan biayanya yang disediakan oleh pemerintah sebetulnya sangat gede, sekitar maksimal sampai Rp 25 miliar. Sekarang sedang kami usut, artinya tentu saja pertama mungkin kami dengar informasi sejumlah cabang olahraga sudah terlanjur membeli barangnya.”

“Artinya daripada menunggu lelang tidak selesai-selesai kemudian mereka duluan membeli. Kemudian kedua yang menjadi masalah ini juga berpengaruh pada prestasi para atlet di Asian Games. Karena kita tahu dari target semula ranking 7-10 ternyata kita drastis sekali sampai ke peringkat 17.”

Apakah tidak ada proses verifikasi kepada setiap pemegang tender? apakah mereka benar-benar punya alat-alat yang dijanjikan atau perusahaan bodong?

“Kalau kami peroleh dari PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) mereka artinya si perusahaan X katanya perusahaan yang oke. Karena sebelum ini rekam jejaknya telah memenangkan sejumlah lelang di beberapa pembangunan tertentu. Tetapi saya pribadi melihat sepertinya kemenangan di sejumlah proyek tertentu tidak ada hubungannya dengan peralatan alat olahraga, misalnya pembangunan dermaga, konstruksi bangunan tertentu. Karena peralatan olahraga itu peralatan yang spesifik.”

“Kemudian tadi pertanyaan menarik apakah ini bodong atau tidak, pada tanggal 6 Agustus itu ada yang disebut verifikasi. Di situ juga sudah memastikan jadi sebelum kontrak ditandatangani tanggal 6 Agustus sudah ditinjau ternyata perusahaan itu oke dan mereka menyanggupi akan mendatangkan 1.745 item alat kecuali satu yaitu kayak. Karena kayak ini diperkirakan baru bisa satu bulan didatangkan dari luar negeri.”

“Tapi faktanya satu bulan kemudian mereka mengibarkan bendera putih, artinya mereka menyerah. Jadi poin yang ingin kami sampaikan adalah kami tidak ingin menuduh siapa pun, Kemenpora bertanggung jawab dan sekarang sedang melakukan proses penyidikan. Kepada perusahaan tersebut sudah kami kirimkan ke LKPP agar di-blacklist sehingga tidak bisa mengikuti proses tender lainnya.”

Sistem tender di Kemenpora bisa dinilai belum berjalan dengan baik, bagaimana kita menghadapi Asian Games di Indonesia?

“Iya ini pertanyaan menarik. Sebetulnya ini sudah kami jawab seminggu yang lalu pada tanggal 6 Oktober 2014 pada saat jumpa pers. Jadi saya mewakili Pak Menpora di depan para wartawan yang hadir saat itu mengatakan memang harus ada sejumlah perombakan total bagaimana mekanisme kebijakan, sistem pembinaan olahraga dan sebagainya. Ini sudah disepakati bersama baik internal Kemenpora maupun sejumlah pihak eksternal.”

“Kalau masih seperti ini terus boro-boro Asian Games tahun 2018 mungkin untuk SEA Games 2015 saja mungkin akan kesulitan. Jadi harapan kami nanti di minggu depan sudah ada menteri baru, tataran baru, grand design baru, roadmap baru dan insyaallah ada political will sehingga bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat pada Kemenpora.”   

  • Pengadaan alat
  • olahraga
  • asian games
  • verifikasi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!