BERITA

Pengamat: Soal Facebook, Indonesia Punya Posisi Tawar yang Luar Biasa Besar

Pengamat: Soal Facebook, Indonesia Punya Posisi Tawar yang Luar Biasa Besar

KBR – Pertemuan Presiden Terpilih Joko Widodo dengan pemilik media sosial Facebook, Mark Zuckerberg, Senin kemarin (13/10) mendapat sambutan dari pegiat informasi dan teknologi. Selain berjanji membantu pengembangan usaha mikro lewat media sosial, Mark juga berjanji membantu pemerintahan Jokowi untuk menyalurkan internet hingga ke desa-desa. Tak bisa dipungkiri, Indonesia adalah pasar internet yang besar dan terus tumbuh.  “Indonesia dilihat sebagai pasar dan Zuckerberg datang ke Indonesia dengan membawa beberapa program yang ujung-ujungnya adalah untuk pasarnya dia,” ujar Direktur Eksekutif Information and Communication Technology (ICT) Watch, Donny Budi Utoyo dalam Program Sarapan Pagi KBR, Selasa (13/10).

Berikut petikan wawancara selengkapnya dengan Donny Budi Utoyo.

Ada tiga hal yang dibicarakan oleh Pak Jokowi dan Mark Zuckerberg kemarin. Apakah Anda punya catatan soal itu?


Kemarin kalau secara umum kita perlu bangga bahwa Zuckerberg memberikan perhatian ke Indonesia dan kemudian diskusi tentang tiga poin tadi. Tapi yang harus kita lihat sebenarnya jangan terlena bahwa sebenarnya kedatangan Zuckerberg ke Indonesia tak lain sebenarnya adalah untuk memastikan bahwa Indonesia tetap terbuka untuk pasar produknya. Dia melakukan bisnis saja.

Justru yang perlu masyarakat Indonesia sikapi adalah ini sebenarnya yang selebriti adalah Indonesia. Karena kita tahu Google sudah punya kantor di Indonesia, Twitter sudah punya kantor di Indonesia, Facebook sudah mulai lihat-lihat. Twitter hari ini dan besok direktur public policy juga ada di Jakarta. Artinya sebenarnya kita melihat Indonesia dilihat sebagai pasar dan Zuckerberg datang ke Indonesia dengan membawa beberapa program yang ujung-ujungnya adalah untuk pasarnya dia.

Jadi yang lebih diuntungkan kita sebagai pengguna Facebook keempat terbesar di dunia atau Facebook sendiri yang mencari keuntungan di sini?

Kalau saya mencoba melihat secara skeptik ya bukan berarti saya pesimis tapi saya lihat alternatif saja. Ternyata bahwa di Amerika Serikat sendiri Facebook sudah mulai ditinggal oleh anak muda usia 13-17 tahun, itu sudah berkurang dari tahun 2011 sampai 2014. Jumlah pengguna anak muda di Amerika Serikat yang menggunakan Facebook Itu berkurang sampai 25 persen dan itu tidak hanya di Amerika. Karena di beberapa negara yang sudah tidak tumbuh internetnya seperti Kanada, Jerman segala macam pengguna internet mulai turun.

Kemudian apa yang bisa dilakukan, Facebook melakukan dua hal pertama adalah melakukan ekspansi internasional, kedua adalah mulai fokus ke bisnis yang mobile. Jadi tidak bisa lagi bisnisnya tergantung pada PC (personal computer/komputer pribadi), red.), jadi harus menyasar pengguna gadget mobile. Artinya dia ke India dan Indonesia sebenarnya dalam rangka bisnis dan dia tetap mendapat keuntungan.

Berarti Indonesia sekarang punya nilai tawar ya?


Iya betul sekali. Jadi Indonesia dan Cina itu potensi yang besar sekali, tapi Cina tidak mudah dimasuki Facebook karena Cina tertutup sampai sekarang belum bisa dibuka oleh Facebook. Jadi dia menyasar ke dua negara India sebagai urutan nomor dua pengguna internet, kemudian Brasil yang lebih dewasa.

Sebenarnya lebih seksi menurut Facebook makanya dia pilih India dan Indonesia, tidak mengherankan kunjungannya ke India dan Indonesia. Kalau dilihat dari sahamnya saya lihat nilai saham Facebook pada Jumat kemarin pada penutupan itu turun, terus hari Senin kemarin waktu Amerika Serikat setelah kunjungan ke Indonesia dan India itu sudah naik sahamnya. Indonesia punya posisi tawar yang luar biasa besar.

Kalau melihat posisi Indonesia yang punya posisi tawar yang besar. Apakah mungkin Indonesia posisi tawarnya cukup kuat untuk mempengaruhi kebijakan global?


Sebagai posisi tawar Indonesia punya posisi yang kuat, pertanyaannya apakah Indonesia bisa melakukan negosiasi. Kemarin saya ditanya seseorang kenapa ya bosnya Twitter wilayah Asia Pasifik datang ke Indonesia dan Zuckerberg pun datang ke Indonesia pada saat bersamaan, itu sebelum tanggal 20 Oktober. Ya ini masalah tawar menawar dan mereka punya strategi, kalau mereka bertemu Jokowi dalam konteks sudah sebagai presiden kan kita tahu protokolernya untuk bertemu dengan seorang presiden.

Tapi mereka berhitung ya sudah sebelum Jokowi diangkat, dilantik sebagai presiden maka posisi Jokowi walaupun presiden terpilih tapi masih sebagai gubernur atau apalah dan ini memudahkan mereka ngomong duluan ke Jokowi sebelum jadi presiden. Artinya apakah Jokowi dan pemerintah Indonesia sudah siap memberikan patokan bernegosiasi, oke Facebook atau Twitter kamu boleh ada di Indonesia silakan berbisnis kami minta A minta B. Misalnya pintarkan orang Indonesia, bikin program yang jelas, kerja sama dengan kampus harus sekian banyak. Itu saya tidak tahu mereka sudah siap atau belum jadi jangan cuma program-program yang sifatnya dekoratif atau lips service.

Kemarin Jokowi masih mempertimbangkan apa yang ditawarkan Mark. Menurut Anda apa yang harus dipertimbangkan oleh Jokowi dan apa yang akan dilakukan setelah pertemuan ini?


Saya yakin timnya Pak Jokowi cukup handal dan memiliki kapabilitas yang mumpuni. Jadi harusnya mulai berhitung, membaca data, tidak sekadar apa yang diomongkan dan manis di mulut misalnya membantu Indonesia dalam hal ini dan sebagainya tapi dilihat konteksnya lebih dalam lagi. Misalnya ingin membangun internet dengan program bahwa internet akan lebih cepat, iya betul tapi silahkan baca cari literaturnya. Bahwa ujung-ujungnya mereka ingin mengembangkan bisnis mobile, infrastruktur mobile biar lebih mulus iklannya bisa masuk, apps Facebook bisa lebih banyak diunduh oleh orang lebih banyak kan mereka ingin mengembangkan pasar.

Tidak ada "makan siang gratis" ya?


Betul sekali.

Katakanlah mereka berani masuk ke Indonesia, apa yang bisa kita minta?


Kalau usul saya Google segala macam silahkan masuk kita jangan seperti Cina larang-larang minta yang berat-berat, dibatasi. Tapi yang paling penting adalah Pak Jokowi juga sudah ngomongin revolusi mental dan sumber daya manusia, itu yang dikejar. Artinya oke Facebook, Google, Twitter kamu boleh ada di Indonesia dengan syarat misalnya bikin program yang terarah, terstruktur.

Jadi misalnya bikin pelatihan, pusat inovasi yang dibiayai oleh mereka segala macam. Bahwa kita menjadi pasar saat ini iya tidak apa-apa tapi sumber daya manusianya ditumbuhkan, inovasi teknologi dalam negeri disiapkan. Jadi mereka juga tidak boleh “makan siang gratis”, main keruk-keruk duit dari Indonesia, bangun dong bangsa Indonesia. Tidak cuma lips service sudah bikin ini atau apa tidak seperti itu.       
                 

  • Pengamat
  • Facebook

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!