BERITA

Penyakit Sakit Perut Tak Memandang Usia

Penyakit Sakit Perut Tak Memandang Usia

KBR68H, Jakarta - Sakit perut merupakan penyakit yang bisa menyerang segala usia. Namun jangan anggap remeh sakit atau nyeri di perut karena itu bisa menjadi indikasi adanya gangguan berbagai organ di tubuh anda. Pasalnya, perut berisi berbagai organ seperti lambung dan usus. Seperti apa cara mendeteksi gangguan organ tubuh saat perut kita terasa sakit? seperti apa pula cara menghindari sakit perut?

Dokter Mariya Mubarika atau disapa Marika dari RS Mulia Tanggerang mengatakan persoalan perut bisa beragam dan bisa tumpang tindih. Biasanya gejala sakit perut bisa ditandai dengan rasa kembung, melilit, perih ataupun mulas yang hilang timbul. Marika juga menambahkan biasanya pasien datang ketika sakit tersebut hilang timbul dengan periode yang cukup lama.

Sakit perut yang perlu diwaspadai adalah sakit maag. Seperti kembung, dan nyeri ulu hati. Meskipun tidak terlalu berbahaya, tetapi penyakit ini tidak bisa disepelekan. Masyarakat perlu waspada jika nyeri perut ditandai beberapa hal, salah satunya disertai demam, muntah-muntah berulang dan banyak, bahkan disertai darah serta gangguan BAB. Jika hal demikian terjadi, maka pasien wajib langsung berkonsultasi ke tenaga medis.

Penyebab sakit perut tak memandang usia, bisa terjadi karena pola makan pedas, asam, atau diet yang tidak sehat. Biasanya sakit perut yang paling umum terjadi, dan tidak berkaitan dengan adanya infeksi adalah peningkatan asiditas dari asam lambung. Kasus ini paling banyak dan paling sering dialami setiap orang. Gejalanya ditandai dengan perasaan dada panas, nyeri ulu hati dan kembung, Marika mengingatkan pasien perlu waspada.

“Jadi dalam pengobatan dua bulan ada tanda-tanda lain, seperti buang air ada darahnya, pucat lemes, minum obat tidak ada perkembangan bermakna, maka keluhan ringan harus diperiksa lebih dalam.” Kata Mariya dalam program Klinik KBR68H, Selasa (29/10).

Gejala perasaan tidak nyaman pada perut juga seringkali berasal dari empedu, terutama pada laki-laki yang perokok dan meminum minuman keras. Selain empedu, pankreas juga sering jadi penyebab permasalahan di perut. Gejalanya hampir sama, yakni demam, nyeri perut hebat, dan muntah-muntah. Kondisi psikis dan konstipasi atau susah buang air besar, juga berpengaruh pada kesehatan perut.

Keluhan perut juga pernah dialami Dessy, karyawati tersebut mengeluhkan BABnya tak teratur. Dessy mengaku sejak SMP, dia memang sering mengalami keluhan tersebut. Namun, Dessy tak anggap serius. Dessy menilai hal tersebut lumrah, karena pengaruh pasokan makanan yang masuk ke tubuhnya.

Marika menilai BAB penting bagi siapapun. Kasus konstipasi atau susah buang air besar disebabkan karena penyerapan cairan yang berlebihan di usus besar, sehingga tinjanya menjadi keras. Jika sudah berjangka lama dialami pasien, maka segera berkonsultasi. Namun, pasien juga bisa mengubah pola makan, yakni memperbanyak serat dan minum setiap harinya. Pasien juga harus membiasakan diri untuk BAB teratur. Ini akan membantu proses kesehatan perut.

Gangguan perut terbanyak adalah karena infeksi. Salah satu cara mencegah sakit perut adalah denga menjaga kebersihan, sering mencuci tangan, makanan dimasak dengan sempurna, mengatur pola makan, terutama pola diet yang sering kali salah, serta mewaspadai makanan yang masuk ke tubuh.

Editor: Doddy Rosadi


  • sakit perut
  • infeksi
  • tak kenal usia

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!