BERITA

British Airways Selidiki Pencurian Ratusan Ribu Data Pelanggan

"Data yang dicuri merupakan rincian pribadi dan keuangan pelanggan yang telah membuat pemesanan pada 21 Agustus hingga 5 September 2018. "

Pricilia Indah Pratiwi

British Airways Selidiki Pencurian Ratusan Ribu Data Pelanggan
Foto: British Airways Facebook page

KBR, Jakarta - Maskapai penerbangan British Airways sedang menyelidiki 380 ribu data pelanggan yang dicuri dari situs web dan aplikasi seluler. 

Data tersebut merupakan rincian pribadi dan keuangan pelanggan yang telah membuat pemesanan pada 21 Agustus hingga 5 September 2018. Pihak maskapai mengatakan hal ini tidak termasuk rincian perjalanan atau paspor milik pelanggan.

"Pelanggaran telah diselesaikan dan situs web kami bekerja secara normal," kata BA dalam sebuah pernyataan dilansir dari bbc.com (7/9/2018). "Kami telah memberi tahu polisi dan pihak yang berwenang,” tambahnya.

British Airways mengatakan semua pelanggan yang terkena dampak pelanggaran telah dihubungi pada Kamis (6/9/2018) malam.

Ia menambahkan, siapa pun yang merasa terdampak masalah ini harus menghubungi pihak bank atau penyedia kartu kredit mereka dan mengikuti rekomendasi mereka. 

“Kami sangat menyesalkan gangguan yang disebabkan oleh kegiatan kriminal ini. Kami sangat melindungi data pelanggan kami," ujar Alex Cruz, ketua dan kepala eksekutif British Airways.

Masalah terkait sistem teknologi informasi seperti ini bukanlah yang pertama kali terjadi di British Airways. Pada Juli lalu, puluhan penerbangan masuk dan keluar dari bandara Healthrow dibatalkan karena masalah pada sistem mereka.

Dan pada Mei 2017, semua penerbangan dari Heathrow dan Gatwick dibatalkan karena terdapat masalah pada sistem IT mereka. Hal itu menyebabkan ribuan penumpang gagal terbang.  

Editor: Citra Dyah Prastuti 

  • British Airways
  • data pelanggan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!