KBR, Purwakarta - Anda pernah mendengar sepak terjang Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi? Ya, dia adalah kepala daerah di salah satu kabupaten di Jawa Barat yang begitu mencintai Papua. Dedi Mulyadi menjadi bapak angkat anak-anak Papua.
Dedi Mulyadi cinta Papua karena keunikannya yang luar biasa. Tak cuma alamnya yang unik, tapi juga manusia dan kebudayaannya. Ini yang sering diabaikan oleh pemerintah pusat.
“Cuma yang sering jadi persoalan kita adalah selalu mengukur orang lain melalui kacamata kita. Kita mengukur orang yang tidak pakai baju dengan orang yang pakai baju. Mengukur orang yang bajunya seperti saya oleh orang yang pakai jas. Padahal ukuran bajunya belum tentu cocok untuk orang lain. Jadi kalau mau memahami Papua, jangan hanya soal keinginan mereka, tapi juga memahami pikiran mereka. Seringkali kita menilai orang bodoh hanya karena tidak sekolah. Padahal orang yang tidak sekolah belum tentu lebih bodoh ketimbang yang sekolah. Jadi marilah kita bangun kesetaraan,” ujar Dedi dalam Program Daerah Bicara KBR.
Orang jadi penasaran, kenapa Dedi begitu perhatian kepada rakyat Papua. Padahal dia sendiri punya rakyat yang harus ia perhatikan. Tapi menurut Dedi, apa yang ia lakukan juga penting untuk masyarakatnya di Purwakarta.
“Selama ini banyak pejabat yang studi banding ke Eropa tanpa tujuan jelas. Saya lebih senang mengikuti undangan mereka. Berdialog dengan mereka dan air mata saya bercucuran. Di situ saya menyampaikan “Hai Saudaraku di Papua, jangan pernah ingin berpisah dari Indonesia. Jangan pandang orang Indonesia di Jawa seperti pandangan anda. Saya orang Jawa Barat, pulaunya Pulau Jawa. Saya saudara anda. Jangan berpisah dengan kami. Karena kami bagian dari anda.’ Nah, itu kan membangun.”
Menurut Dedi, cara-cara seperti itu akan menumbuhkan rasa bahwa mereka ada yang memperhatikan. Akan tumbuh spirit dalam dirinya untuk hidup lebih layak.
Tokoh Papua Jeremias Salambaw begitu kagum mendengar penuturan Bupati Purwakarta itu.
“Saya sangat takjub, ada seorang kepala daerah dari Pulau Jawa, dari Purwakarta yang memiliki rasa kepedulian yang sangat tinggi terhadap aspek-aspek sosial budaya di Papua. Ini luar biasa bagi saya. Harapan saya, pejabat daerah di Papua harus punya rasa yang lebih dari Bupati Purwakarta.”
Jeremias setuju dengan pandangan Dedi Mulyadi bahwa pola-pola pendekatan lewat perhatian dan kepedulian yang akan membuat NKRI tetap utuh.
Pemerinta Pusat merangkul Papua dengan memberikan otonomi khusus agar daerah tersebut bisa cepat maju mengikuti daerah lain. Pemerintah Pusat berpendapat otonomi khusus merupakan cara agar Papua makin berdaya.
Deputi I Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri Kemkopolhukam, Selaku Ketua Deks Papua Yudi Suyastono mengatakan pembangunan Papua tertinggal ketimbang daerah lain karena provinsi paling timur yang semula bernama Irian Jaya itu, baru bergabung dengan Indonesia pada 1969. Sedangkan Indonesia sudah merdeka sejak 1945.
“Jadi ada gap kurang lebih ada seperempat abad. Berdasarkan latar belakang itulah, kita sebagai bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia bertanggung jawab untuk pemberdayaan Papua mencapai kesetaraan dengan daerah lain,” ujar Sutanto.
Karena itu Pemerintah Pusat memberi perhatian khusus, baik untuk Pemerintah Papua maupun Papua Barat dengan membuat UU Otonomi Khusus.
Tokoh Papua Jeremias Salambaw tidak memungkiri setelah ada otonomi khusus, sudah semakin banyak perubahan yang lebih baik di Papua. Dana yang begitu besar digelontorkan ke Papua akan mampu mendongkrak pembangunan di Papua.
“Implementasi Otsus sangat membantu. Ini sesuatu yang luar biasa dan ini merupakan wujud perhatian NKRI bagi kami di daerah. Ini yang kami sangat memberikan apresiasi,” ujarnya.
Perubahan yang mulai kelihatan adalah pembangunan infrastruktur, ekonomi kerakyatan, kesehatan dan keberpihakan kepada orang Papua. Itu bisa mengejar kesenjangan dari daerah lain.
Dalam kacamata pemerintah pusat, otonomi khusus Papua merupakan jalan tengah terbaik untuk menyelesaikan berbagai persoalan di Papua.
Pemerintah: Otsus, Jalan Tengah Terbaik untuk Papua
Anda pernah mendengar sepak terjang Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi?

Selasa, 23 Sep 2014 02:39 WIB


otonomi khusus papua, otsus papua, bupati purwakarta dedi mulyadi, kesenjangan papua
BERITA LAINNYA - BERITA
Kontak Tembak di Poso 3 Orang Tewas
Dengan tewasnya dua DPO, kini kelompok MIT diperkirakan berjumlah sembilan orang.
Setahun Covid-19 Begini Harapan Satgas
"Mudah-mudahan pada ulang tahun perayaan kemerdekaan bangsa kita, kita bisa mengendalikan Covid ini dengan lebih baik,"
Setahun Covid-19 Tantangan Masuknya Varian Baru Virus
"Kalau satu tahun yang lalu kita menemukan kasus 01 dan 02 Covid-19, tadi malam saya mendapatkan informasi bahwa dalam tepat satu tahun hari ini kita menemukan mutasi B117 UK Mutation di Indonesia."
Tinjau Pelaksanaan Vaksinasi Pedagang di Yogyakarta Jokowi Targetkan 19 Ribu Peserta
“Saya tadi melihat proses vaksinasi yang dilakukan untuk para pedagang di pasar Beringharjo berjalan lancar, dan juga untuk para pedagang kaki lima, para pelaku usaha,"
Tidak Miliki Vaksinator Nakes Tiga Kabupaten di Papua Belum Divaksinasi Korona
"Ini pemerintah juga dorong terus dari kabupaten/kota untuk terus memberikan sosialisasi, khusus untuk tenaga nakes"
Vaksinasi Covid-19 Guru Bagaimana dengan Murid
"Jangan karena negara itu punya keterbatasan, kemudian siswanya dan mahasiswanya tidak divaksinasi. Tidak adil buat siswa dan mahasiswanya begitu,”
Vaksinasi Gotong Royong Gratis Begini Penjelasan Kemenkes
"Seluruh penerima vaksin gotong royong tidak akan dipungut biaya apapun atau dalam hal ini tidak perlu ada pembayaran dan diberikan secara gratis oleh perusahaan yang melakukan vaksinasi"
Vaksinasi Covid-19 Undang Kerumunan Pemerintah Janji Perbaiki Sistem Antrean
"Akan terus memperbaiki sistem antrean pemberian vaksin, sehingga lansia dapat lebih mudah mendapatkan informasi jadwal pemberian vaksin, dan juga menyesuaikan waktu kedatangannya di fasyankes."
Kasus Covid-19 Turun 400 Tempat Tidur Isolasi di Banyumas Kosong
"Saya juga agak berkeyakinan melandai. Karena jumlah harinya kan cuma 28 hari ya. Tempat tidur tidak terpakai 400-an lebih,”
Wapres Maruf Amin Pantau Vaksinasi Covid-19 Atlet
"Atlet ini penting, termasuk juga prioritas, terutama mereka yang akan mengikuti berbagai event baik domestik dan juga global."
Vaksinasi Covid-19 Awak Media Cerita dari Hall Basket Senayan
"Dengan adanya vaksin ini ya lebih tenang sih pastinya, lebih nyaman, ntar mungkin kerja kan besok-besok lagi udah berani lah kerja di lapangan."
Vaksinasi Covid-19 Awak Media Jokowi Minta Daerah Gelar Kegiatan Serupa
"Alhamdulillah pagi hari ini sudah dimulai untuk 5.500 awak media yang prosesnya tadi saya lihat semua berjalan dengan lancar, berjalan baik,"
Wawancara Wapres Maruf Amin dari Suntik Vaksin sampai Target Sejuta Perhari
"Gedung-gedung yang punya pemerintah itu digunakan untuk melakukan vaksinasi. Sudah seperti itu usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah."
Vaksin Gotong Royong Kadin Partisipasi Perusahaan Meningkat
"Kalau kita lihat, antusiasme sangat tinggi itu kenapa, karena kita biaya untuk melakukan tes aja itu bayangkan berapa besar yang harus keluar,"
Vaksinasi Covid-19 Jokowi Ingatkan Negara-negara Tentang Kesetaraan Akses
"Indonesia termasuk salah satu negara yang beruntung. Kita ini beruntung. Dari awal pandemi kita sudah bergerak mengamankan akses dan komitmen pasokan vaksin untuk negara kita Indonesia,”
Vaksin Gotong Royong Erick Upayakan 35 Juta Dosis Tersedia Bulan Depan
"Jangan disalah artikan, vaksin gotong royong adalah gratis juga. Tetapi kita memberi kesempatan kepada pihak swasta yang ingin mengadakan dan membagikan secara gratis kepada para pekerjanya"
ELSAM Dorong Revisi UU ITE Menyeluruh
"Terhadap mereka yang mengalami kriminalisasi, artinya ekspresinya sebenarnya ekspresinya secara sah dan dilindungi undang-undang, tapi kemudian dilakukan pemidanaan"
Jokowi Tak Ada Kompromi Bagi Pembakar Hutan
"Terapkan sanksi tegas bagi pembakar hutan dan lahan baik sanksi administrasi, perdata maupun pidana,"
BNPB Kirimkan Logistik Lewat Udara Bagi Pengungsi Banjir Karawang dan Bekasi
"BNPB akan mengoordinasikan, terutama untuk memberikan bantuan, kepada masyarakat terdampak. Prioritasnya adalah logistik yang siap saji"
Vaksinasi Covid-19 Survei IPI Lebih 40 Persen Responden Enggan
"Jadi kalau ditotal kurang lebih 13 persen warga yang bersedia untuk membayar mendapatkan vaksin,"
Most Popular / Trending
Recent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Kesiapan Mental sebelum Memutuskan Menikah
Kabar Baru Jam 8
Kabar Baru Jam 7
Vaksinasi "Drive Thru" Pertama Indonesia