BERITA

Mafia Minyak Batam, Pengamat: Pelakunya Bisa Saja Orang Pertamina

"Perlu pengawasan serius."

Agus Luqman

Mafia Minyak Batam, Pengamat: Pelakunya Bisa Saja Orang Pertamina
Mafia migas, Pertamina

KBR, Jakarta – Bareskrim Polri baru-baru ini membekuk bos dan otak penyelundupan BBM yaitu Ahmad Mahbub alias Abob di Hotel Crown, Jakarta Pusat. Sebelumnya Polri sudah menetapkan empat tersangka lainnya. Pengedusan Polri, dibantu Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) bermula dari rekening miliki seorang PNS dengan nilai transaksi sampai Rp 1,3 triliun. 


Sebetulnya seberapa signifikan kasus penangkapan ini dalam konteks mafia minyak di tanah air? Simak perbincangan dengan pengamat perminyakan dai Indonesian Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara. 


Kasus penyelundupan di Batam ini seberapa besar?


“Saya kira nanti bisa ditemukan dan sudah berapa lama setelah orang ini diproses. Yang jelas kita tahu uang 1,3 triliun itu bukan dari transaksi satu dua hari itu pasti melibatkan waktu yang lama. Artinya dari situ bisa dikembangkan sudah berapa lama yang terjadi, siapa lagi yang terlibat dibanding yang cuma lima orang.” 


Pasti ada di luar lima ini ya? 


“Saya kira begitu.” 


Tentang konteks mafia migas modus operandinya bermacam-macam. Anda melihat yang terjadi seperti apa? Apakah banyak juga melibatkan Pertamina atau anak perusahaannya?


“Saya kira yang sering disebut-sebut dari penyelundupan. Itu jelas ya jadi jenis-jenis penyelewengan itu bisa dari penyelundupan, pengalihan, pemakai yang mestinya untuk publik lewat SPBU itu dialihkan ke perkebunan atau industri yang memang tidak boleh. Inilah yang sebetulnya sangat potensial membuat kuota BBM itu meningkat dari yang sudah ditetapkan di APBN. Ada yang menyebutkan bahwa angka penyelewengan ini secara menyeluruh antara 10-15 persen. Kalau sampai 15 persen artinya kalau tahun lalu misalnya 48 juta kiloliter itu artinya sekitar 3 juta liter ya. Itu diselewengkan ke tempat lain dan di sana kita bisa lihat berapa kerugian negara dari penyelewengan itu.” 


PPATK mengendus transaksi mencurigakan di kelompoknya Niwen dan Mahbub dari tahun 2008. Baru ketahuan sekarang ini apa karena memang dipantau atau baru ketahuan sekarang? 


“Yang pasti ditelusurinya karena adanya transaksi yang mencurigakan. Tapi kalau terjadinya penyelundupan itu jadi rahasia umum, kedua rahasia umumnya adalah bahwa pelakunya itu melibatkan oknum-oknum aparat. Kemudian pelakunya sendiri sebagai pelaksana dari penyelundupan itu yang mungkin bisa saja melibatkan oknum-oknum di Pertamina. Jadi kalau mau disebutkan ya empat besarnya itu ada pertahanan, keamanan, oknum di Pertamina, pelaku yang memang melaksanakan. Ini rasanya bukan hal baru, sudah bertahun-tahun terjadi tinggal bagaimana ke depan itu terutama pertahanan keamanan dan perusahaan bisnis yang terlibat dicegah sejak awal.”


Beberapa kasus mengaitkan Batam sebagai paling banyak penyelundupan migas. Bagaimana Anda melihat ini? 


“Artinya memang harus ditingkatkan. Ini terkait dengan kemana tujuan dari penyelundupan itu, Batam itu sangat dekat ke Singapura, Malaysia. Mungkin kalau ada satu dua sampai ke Thailand, tiga inilah tempat penadah dari barang selundupan itu. Kedua mungkin di sekitar perairan Riau atau Bagan Siapi-api, Tanjung Balai di Asahan sana. Kemudian yang juga dekat yang sering disebut adalah ke Timor Leste. Inilah tempat-tempat yang memang sangat rawan dan juga saya kira potensial untuk menampung barang selundupan itu. Juga ada hal lain bahwa disamping dekat ke penadah juga dekat ke sumber, yaitu di Riau ada lapangan minyak yang besar, kilang minyak di Dumai.”


“ Jadi saya kira tempat-tempat sumbernya ini dipantau, lalu wilayah yang akan menjadi tujuan dari penyelundupan itu benar-benar dijaga saya yakin bisa dicegah. Disamping bahwa memang oknum-oknum yang harusnya mengamankan itu memang benar-benar mengamankan, bukan justru sebaliknya terlibat dari yang haram ini.”     


  • Mafia migas
  • Pertamina

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!