BERITA

Suciwati: Perlu Rezim Baru untuk Tuntaskan Kasus Pembunuhan Munir

"KBR68H, Jakarta - Pasca-pembunuhan Munir sembilan tahun lalu, sang istri Suciwati menandai dengan ajakan mengenang perjuangan hak asasi manusia, di Omah Munir."

Suciwati: Perlu Rezim Baru untuk Tuntaskan Kasus Pembunuhan Munir
suciwati, munir, janji SBY, omah munir

KBR68H, Jakarta - Pasca-pembunuhan Munir sembilan tahun lalu, sang istri Suciwati menandai dengan ajakan mengenang perjuangan hak asasi manusia, di Omah Munir. Banyak sahabat berkomitmen mewujudkan rencana ini. Suciwati menceritakan perjalanan Omah Munir juga bagaimana ia membangun sikap tanpa benci dan dendam bagi anak-anak untuk melawan para pembunuh ayah mereka. Suara hati Suciwati disampaikan kepada Irvan Imamsyah, di Program Sarapan Bersama kerjasama KBR68H, Tempo TV dan PortalKBR.com

Bisa anda jelaskan soal tujuan Omah Munir dan apa yang akan ada di Omah Munir ini?

Seperti Museum Brawijaya di Malang itu tank di depan, kan seram kalau orang-orang sipil melihat. Kalau di luar negeri have fun, indah, ada art, dan itu buat pendidikan.

Jadi Omah Munir itu museum modern?

Iya nanti banyak yang terlibat karena banyak teman-teman seniman yang ingin terlibat. Kemudian di situ kita berharap ini menjadi museum hak asasi manusia pertama di Indonesia. Karena Munir selama ini di ruang hak asasi manusia dan kami berharap ke depan ada program kerjasama dengan teman-teman SMP atau SMA di seluruh Indonesia. Anak-anak sekarang kalau ditanya peristiwa tahun 1998 itu apa tidak tahu, kasus Mei apa, kasus Trisakti apa karena sejarah milik penguasa. Tidak pernah ada di sejarah kita, di buku yang dipelajari di sekolah karena jadi milik penguasa.
 
Jadi Omah Munir menampung semua persoalan HAM yang tidak pernah selesai?

Iya betul banget. Karena nanti kita berharap ada satu ruangan yang memang kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia selama Orde Baru, kemudian apa yang dilakukan Munir, pendidikan HAM. Jadi kita ada program kerjasama dengan sekolah-sekolah.

Ada tutor semacam itu?

Iya kami sudah kerjasama dengan tim sejarah di universitas Malang dan beberapa anak mahasiswa Universitas Brawijaya, Universitas Muhammadiyah, IAIN. Jadi ada banyak mahasiswa yang jadi relawan, tidak dibayar.

Media apa lagi yang akan disajikan?

Kita mau pelan-pelan ya. Sekarang apa adanya, saya punya rumah ada barang-barang almarhum nanti ada cerita dari masing-masing yang ada.

Tapi bukan museum seperti biasanya yang konservatif, kaku, dan sebagainya ya?

Tidak. Jadi nanti ada hasil-hasil karya seniman, kemarin ada Joko Pekik yang melukis Munir, Nasirun, Butet, Happy Salma, Glenn Fredly.

Selain upaya penggalangan dana kira-kira apa lagi untuk bisa mewujudkan Omah Munir ini?

Kita lagi berpikir apa lagi ya. Teman-teman kemarin ada yang datang ke sini jadi duta untuk pencarian dana, mereka akan menyetor ke kita.

Butuh berapa sebenarnya?

Kalau mau ideal ya punya gedung besar, ruang pertemuan, patung-patung, dan sebagainya. Saya tadi dikasih tahu yang virtual sudah ada yang upload sekitar 200 orang.

Ini siapa saja boleh menyumbang, kalau SBY bagaimana?

Saya pikir selama ini kita punya ruang yang jelas. Munir selama ini antikorupsi, antimiliteristik, artinya selama uang ini halal, selama diberi tanpa ada soal di belakang fine. Tapi terus terang soal negara kita tidak akan pernah mau, bahkan kemarin ada yang bilang Pemkot Batu pasti mau tapi saya bilang tidak. Mas Dahlan Iskan bilang ini Dahlan, bukan Menteri BUMN itu jelas.
 
Soal kasusnya mandeg begitu saja, kabarnya mau memberi kabar ke PBB ya?

Anda bisa tanya ke Kontras ya. Karena Kontras kemarin kasih tahu saya di sana juga masih dipertanyakan karena setiap tahun ada pertemuan HAM seluruh dunia di Jenewa.
 
Kalau begitu upaya hukum selain itu apa lagi?

Saya pikir perlu rezim yang jelas, baru. Selama dua dekade dia tidak ngapa-ngapain kok, malah kemarin kita harus bersedih hati karena pelakunya dapat remisi terus kemarin dapat delapan bulan, nanti Natal dapat lagi. Tidak lama pasti Pollycarpus sudah keluar dan sementara dalangnya tidak tersentuh, itu hal yang menyedihkan.

Jauh dari harapan ya?

Iya jauh panggang dari api.

Anda sekarang menjadi single mother, menghidupi keluarga, dan sebagainya. Kegiatan di Malang apa sehari-hari?

Selama ini saya jadi konsultan lepas. Ada bisnis-bisnis keluarga, bekerjasama dengan kakak.

Soal anak-anak makin hari makin besar, dulu pernah cerita bahwa dia harus tahu bapaknya seperti apa dan apa yang dilakukan orang sama bapaknya. Bagaimana?

Buat saya luar biasa anak saya. Karena ketika tanggal 2 Desember tahun lalu ada peringatan Menafsir Munir, Melawan Lupa itu anak saya berdoa berikanlah hidayah kepada para pembunuh abah untuk mereka mengaku, buat saya selesai. Jadi saya berhasil mengajari anak saya tidak menaruh dendam tapi justru kasihan sama para pembunuh itu.

Anda menjelaskan siapa saja yang terlibat?
 
Iya. Jadi tentunya sejak awal dengan pelan tapi pasti saya memberitahu siapa yang terlibat. Tapi itu tidak bisa langsung karena beda yang akan ditangkap anak-anak. Tapi yang penting buat saya lebih penting menceritakan apa yang dilakukan abahnya daripada saya bercerita tentang pembunuhnya. Mungkin sambil lalu saya ceritakan bahwa ini orang-orang yang jadi kaki tangan yang melakukan pembunuhan terhadap abah. Buat saya ke depan yang lebih penting adalah bagaimana anak-anak saya mereproduksi apa yang dilakukan abahnya, mencintai orang lain, menolong buat saya itu penting.

Sekarang kalau menceritakan SBY anak anda bagaimana?

Anak saya punya lagu buat SBY saya lupa penyanyi dan judulnya. Ini ditujukan buat SBY, dia jadi seorang yang baik tapi sebagai presiden dia tidak baik. Jadi memotivasi supaya presiden kita jadi orang baik.

Untuk Melawan Lupa, kamisan terus berjalan?

Iya kita dibantu teman-teman setia yang mendukung. Salah satunya Omah Munir ini Menafsir Munir, Melawan Lupa.
 
Untuk merekrut generasi-generasi muda supaya melek HAM bagaimana?

Makanya saya suka bilang ke anak saya  kamu saat kepada orang-orang di sekeliling kamu boleh gagah, bukan kamu kebut-kebutan atau bentak-bentak orang kamu itu tidak gagah sama sekali tapi itu hal yang paling memalukan. Tapi kamu bilang gagah ketika kamu membantu orang-orang yang tertindas, pengemis kamu kasih makan atau apa itu kamu gagah.

Anda pribadi menceritakan Alif seperti apa sekarang?

Dia lebih mandiri sekarang, dia SMA kelas 1. Buat saya anak-anak saya anak-anak hebat yang diberi karunia oleh Allah SWT buat saya. Mereka selama ini yang memperkuat saya sehingga hari ini saya terus berkreasi, saya tidak pernah patah untuk terus mendorong kasus ini.

Pesan untuk orang-orang Indonesia terhadap Munir soal kenangan, gigih berjuang, dan sebagainya?

Jangan pernah menyerah untuk meyakini sebuah kebenaran. Buat saya perjalanannya masih panjang dan berliku, lelah boleh tapi tidak menyerah jadi melawan terus.

Sempat patah arang?

Tidak. Buktinya melakukan segala sesuatu, ini soal strategi. 


Tahun 2014 ada langkah-langkah jitu lagi untuk memperjuangkan?


Iya harus semua orang dikasih tahu ini capres kamu punya track record begini kamu mau pilih orang begini. Kemarin Wiranto menulis artikel di Kompas saya baca Membandingkan Indonesia dan Mesir. Oh oke soal kudeta dia tidak melakukan tapi apa dia bertanggung jawab untuk kerusuhan yang telah tercipta di Jakarta dan kemudian membunuh banyak orang. Apakah seorang capres seperti ini layak untuk kita pilih, satunya lagi juga ada yang pernah menculik tidak pernah bertanggung jawab dan seolah-olah jadi pahlawan. Buat saya ini menghina akal sehat kita dan ini harus dilawan. Tapi hal yang lebih penting adalah bagaimana mempunyai pemimpin yang tidak korup, tidak melakukan pelanggaran HAM. Satunya lagi Lapindo, bisa kita lihat orang-orang seperti apa ini yang memimpin bangsa kita ini apakah menjadikan Lapindo seluruh Indonesia.   

Editor: Doddy Rosadi

  • suciwati
  • munir
  • janji SBY
  • omah munir

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!