BERITA

Pro Kontra Mobil Murah, Pemerintah Disandera Produsen Mobil

"Pro kontra mobil murah masih terus berlanjut. Banyak kepala daerah yang tak mau mobil murah masuk ke wilayahnya. Selain bikin tambah macet, penggunakan bahan bakar premium dikhawatirkan menambah beban subdisi BBM."

antonius eko

Pro Kontra Mobil Murah, Pemerintah Disandera Produsen Mobil
mobil murah, MTI, macet, jakarta

KBR68H, Jakarta - Pro kontra mobil murah masih terus berlanjut. Banyak kepala daerah yang tak mau mobil murah masuk ke wilayahnya. Selain bikin tambah macet, penggunakan bahan bakar premium dikhawatirkan menambah beban subdisi BBM. 


Pengamat otomotif Suhari Sargo menilai pengembangan mobil murah dan ramah lingkungan perlu waktu lama, puluhan tahun. Itulah sebabnya penerapan mobil murah masih harus menempuh jalan berliku. Berikut penjelasanya di program Sarapan Pagi KBR68H. 


Awalnya gencar kampanye mobil murah tapi belakangan gencar sekali penolakan. Lalu pemerintah akan melarang penggunaan premium. Anda melihat sebetulnya tersistematis atau tidak? 


Sebetulnya memang premium itu harus sudah dihapus karena sudah tidak memenuhi standar Euro 3. Ada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup, bahwa tahun ini sebetulnya Indonesia harus memakai standar Euro 3 dimana bahan bakar bensin itu oktan harus 90 ke atas. Mestinya itu yang jadi pegangan dari Departemen Perindustrian untuk membuat aturan baru. 


Tapi sepertinya ini mendadak ya? 


Kalau sudah beberapa bulan lalu mestinya sudah ada koordinasi. 


Bisa tidak dari pabrikan disetel? 


Sebagai contoh beberapa hari yang lalu saya jalan-jalan ke salah satu plaza yang besar, di situ ada dipajang mobil-mobil yang keluaran baru. Saya secara iseng bertanya ke salesman yang jaga, saya tanya bahan bakarnya apa dijawabnya premium. Karena apa pemerintah tidak tegas, mestinya dikeluarkan aturan semua mobil sekarang harus pakai yang non subsidi supaya beban subsidi tidak memberatkan anggaran pemerintah. 


Tapi pabrikan pasti hitung untung ruginya bagaimana? 


Tapi kalau aturan sudah dikeluarkan pabrikan mau apa. 


Secara teknis bisa disetel dari pabrikan?


Mudah sekali. Bahkan desain mesin-mesin sekarang ini pakai oktan yang 90 ke atas.  Mobil saya saja umurnya sudah 16 tahun tapi saya tidak pernah mau pakai premium. Jadi memang bisa. 


Jangankan begitu ya tahun 1958 saya belajar mengenai mesin dengan oktan tinggi pada waktu itu dipakai pesawat terbang ya. Di mesin-mesin pesawat terbang waktu itu pakainya bensin dengan oktan 100 yang dinamakan bensol.  


Secara sederhananya bisa dijelaskan? 


Itu hanya setelan pengapian saja jadi kapan busi itu menyala itu saja yang diubah. 


Kalau merujuk kondisi Indonesia energi alternatif apa yang bisa dikembangkan oleh pemerintah untuk menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan? 


Memang banyak wacana ya mau bikin mobil listrik, ramah lingkungan segala macam. Tapi itu ada proses panjang, harusnya disiapkan penelitian dan kalau di negara-negara lain misalnya bisa panjang itu. Misalnya saja di Brasil mulai memakai biofuel etanol dan biodiesel itu mulai tahun 1980 baru tahun 2000 mereka berhasil. 


Anda cukup lama mengamati dunia otomotif Indonesia, sebetulnya kita masih perlu berpikir tentang mobil nasional? 


Saya sudah dari dulu bicara yang kalau kita mau bikin mobil itu ada proses panjang. Pertama kita harus tahu pasarnya dulu, kemudian teknologinya, dan yang sangat penting rangkaian sistem pendukungnya. 


Coba saja misalnya kita dikatakan semua mobil sudah diproduksi di Indonesia tapi bahan baku yang penting seperti plat baja, aluminium semuanya impor. Akhirnya mau tidak mau tergantung. Lebih penting lagi sejak reformasi kemarin asing boleh menguasai hampir 100 persen saham akhirnya ya apapun yang mereka mau lakukan itu terjadi. 


Kemarin kita sudah ada bibit mobil nasional kita seperti mobil Esemka. Anda melihat peluangnya seperti apa? 


Mobil Esemka itu sebenarnya proyek pelatihan dari Departemen Pendidikan. Memang ada anggarannya untuk melatih tenaga-tenaga di SMK seperti merakit mobil, merakit komputer. 


Tetapi SMK itu tingkat pendidikannya bukan buat mendesain, tingkat pendidikannya sebagai pelaksana teknis di pabrik. Jadi kemampuan penguasaan teknologi bukan di situ dan pada waktu itu untuk mempercepat pelaksanaannya komponennya banyak diimpor dari Cina. 


Tapi masih penting kita punya mimpi punya mobil nasional untuk saat ini? 


Kita harus cari celah. Ini yang mobil murah ramah lingkungan itu berupa mobil kecil dan untuk perkotaan, untuk golongan yang mampu. Saya sudah berkali-kali bilang awalnya kenapa tidak dikaitkan dengan proyek pemerintah, proyek besar MP3EI itu sudah dua tahun lebih. Tujuannya adalah mengembangkan daerah yang tertinggal dengan membangun koridor-koridor pembangunan jalur Sumatera, Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur. 


Mestinya di situ ditentukan jenis kendaraan apa, karena kalau ekonominya berkembang kan transportasi mesti bergerak. Tetapi daya beli masih rendah dan karakteristik kebutuhan lain, bukan mobil kecil seperti ini. 


Coba dibayangkan di tengah Kalimantan sana seperti apa kondisinya. Kalau itu yang jadi alasan, daripada pemerintah mengeluarkan subsidi untuk mobil murah sekarang ini kalau dihitung Rp 24 triliun satu tahun kan. 


Lebih baik untuk subsidi mobil murah di wilayah luar Jawa? 


Iya kalau perlu pemerintah investasi sendiri. Dari itu pemerintah bisa menentukan misalnya semua mobil dinas pemerintah harus pakai itu dan dibebaskan pajaknya. 


Ini sudah terlanjur, sudah ada peraturan pemerintah soal subsidi untuk mobil ini. Lalu apa yang harus dilakukan pemerintah? 


Pemerintah sudah tidak bisa mundur lagi. Karena sudah tersandera oleh para produsen ini, pemerintah hanya menawarkan mobil harganya harus di bawah Rp 100 juta, konsumsi BBM irit. Secara teknologi buat produsen di sini tidak ada masalah, mobilnya dikecilkan saja, mesinnya dikecilkan, soal harga murah mereka minta dibebaskan PPnBM yang rata-rata Rp 20 juta satu kendaraan. 


Kemudian supaya pasarnya besar ada lagi penyesatannya ditiupkan supaya nanti orang yang beli sepeda motor pindah beli mobil yang menurut saya sangat tidak mungkin. Orang beli sepeda motor karena keterbatasan dan mereka nyicil satu bulan Rp 500 ribu misalnya. 


  • mobil murah
  • MTI
  • macet
  • jakarta

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!